Special Interview

Wamen ESDM: Raksasa Migas Makin Tertarik dengan Gross Split

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 December 2018 21:03
Dalam wawancara khusus CNBC Indonesia TV, Wamen ESDM Arcandra Tahar ungkap gross split mulai diminati raksasa migas.
Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia- Dua kontrak bagi hasil Gross Split ditandatangani hari ini, dua kontrak tersebut yakni Wilayah Kerja (WK) Sengkang dan WK East Sepinggan. 

Dengan ditandatanganinya kontrak ini, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menilai skema gross split semakin atraktif.  "Perusahaan Italia dan Pertamina telah pindah dari Cost Recovery ke Gross Split. Kita telah menyaksikan, ini awal yang baik," ujar Arcandra dalam acara penandatanganan di kantornya, Selasa (11/12/2018).



Usai penandatanganan dua blok tersebut, Arcandra pun diwawancara khusus dengan CNBC Indonesia TV dan buka-bukaan soal iklim investasi migas di Indonesia. Berikut kutipan lengkapnya.

Apa yang membuat Eni (kontraktor migas asal Italia) sepakat ubah kontrak dari cost recovery ke gross split?
Pertama-tama ini sebuah capaian kita semua di dunia energi ini baru pertama kali kontrak ada perubahan kontrak yang sudah jadi Cost Recovery ke Gross Split. Ini sangat istimewa, apalagi ini lapangan deep water, di mana dari sisi teknologi, human resources dan sistem kompleks.

Mereka sudah mengajukan penawaran POD ke SKK Migas, namun demikian proses ini teknologi tinggi. Dari segi cost dan biaya kami berdebat, ini salah satu contoh. Ini berujung pada delay dari project yg mestinya udah berjalan di awal namun karena cost tidak sepakat mengakibatkan Eni berpikir ada lagi sistem yang lebih efisien?

Jadi kalau mau berubah ke gross split. Kami janjikan proses cepat selama sepakat dengan term and condition, dalam waktu sebulan tandatangan. Ini simple, sebenarnya ini sederhana sekali.

Prosesnya benar simple, mereka senang sekali. Kami juga mempercepat, pembelajaran untuk kami proses seperti ini harus bisa dikerjakan sesegera mungkin dengan tetap hati-hati.

Wamen ESDM: Raksasa Migas Makin Tertarik dengan Gross Split Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty


Masih ada kontraktor potensial yang akan pindah ke Gross Split?
Kalau yang sudah berkontrak dengan Gross Split, termasuk yang blok-blok baru, ada sekitar 11 blok yang sudah beralih, yang kontrak terminasi itu sekitar 19-20 kontrak yang beralih. Nah, khusus untuk yang eksisting yang sudah berkontrak dengan cost recovery kemudian beralih ke gross split, yang pertama kali adalah ENI. Ada beberapa lagi yang sudah ajukan ke kami, sedang kami evaluasi terms and conditionnya (TNC), mungkin dalam beberapa minggu ini akan dipercepat juga kalau seandainya TNC kita sepakat.

Terkait Gross Split, ada yang menilai skemanya lebih menarik untuk blok eksisting ketimbang blok baru. Bagaimana?
Kita tentu berbicara tentang data, bukan perasaan ya. data mengatakan, dari 2015 kita tawarkan blok eksplorasi kita dengan cost recovery tidak ada yg laku. 2016 juga tidak ada yang laku. Jadi nol.

Sewaktu kita ubah menjadi gross split di 2017, kita dapatkan 5 blok eksplorasi sudah bertandatangan dengan gross split. Tahun 2018 ini kita sudah dapatkan enam yang bertandatangan dengan gross split. Alhamdulillah. Dan kita berharap besok ketika kita tutup lelang terakhir, kita akan dapatkan lagi blok eksplorasi dengan menggunakan gross split.

Jadi artinya apa? paling tidak kita sudah dapatkan 11 blok menggunakan gross split untuk blok eksplorasi, sementara di 2015-2016 itu 0. Bagaimana caranya mengatakan bahwa gross split ini tidak menarik? dan ini juga jadi pertanyaan saya, apa yang menyebabkan beberapa sahabat kita mengatakan bahwa ini tidak menarik, gimana tidak menariknya? kita sudah lakukan untuk blok eksplorasi 11 yang laku, sementara sebelumnya tidak ada yang laku. Apakah ini bisa dijadikan bukti ga bahwa gross split ini ternyata bukan tidak menarik, tetapi lebih menarik buktinya kita bisa jual blok-blok kita.

Ada yang katakan juga bahwa gross split tidak menarik untuk kontraktor-kontarktor besar, buktinya hari ini ENI beralih kepada gross split. untuk blok eksplorasi pun mereka juga berkontrak dengan gross split. Repsol, Spanyol, mereka juga berkontrak gross split, Mubadala dari UEA juga berkontrak dengan gross split. itu salah satu beberapa company yang cukup besar yang tertarik untuk mengubah kontraknya atau yang tertarik menggunakan gross split.

Kita bicara data aja, ini datanya, ini buktinya. semoga tahun depan kita masih bisa jual blok-blok ekslporasi kepada investor-investor potensial.

Wamen ESDM: Raksasa Migas Makin Tertarik dengan Gross Split Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty


Investasi di sektor hulu hingga kuartal III baru 56% dari target, ini apa solusi pemerintah untuk menggenjotnya?
Untuk investasi yang lebih rendah dari yang kita harapkan, memang dari sisi harga minyak ada delay, lagging istilahnya, sewaktu harga minyak turun, investasi turun, untuk naik kembali setelah harga minyak yang kira-kira tengah tahun ini cukup baik, dan turun lagi di akhir tahun ini, tentu keputusannya ada pada investor.

Melihat seberapa besar risiko yang mau mereka tanggung kalau mau berinvestasi sekarang atau tahun depan. Untuk itu kita berharap tahun depan investasi akan lebih baik, karena apa? melihat beberapa perkembangan harga minyak, baik di pertengahan tahun kemarin maupun di akhir tahun ini. Kita sangat berharap Insha Allah tahun depan iklimnya jauh lebih baik.

[Gambas:Video CNBC]

Produksi migas diperkirakan tak jauh beda di tahun depan. Sementara konsumsi masih tinggi, artinya defisit dagang migas masih bayangi Indonesia. Bagaimana ESDM antisipasi ini ke depan?
Pertama tentu kita memulai jangka panjang itu lewat eksplorasi, kita mencoba menawarkan blok-blok eksplorasi kepada investor, tapi ini butuh waktu panjang.

Eksplorasi butuh waktu 6-10 tahun, dan kalau itu berhasil eksplorasi temukan gas atau minyak, maka butuh waktu 5-10 tahun lagi untuk berproduksi. jadi kalau mengharpakan dari eksplorasi mungkin butuh waktu 15-20 tahun lagi kita baru bisa menikmati. Tapi Alhamdullilah iklimnya sekarang kita perbaiki dengan bisa menjual 11 blok sekarang, yang kita harapkan bisa temukan gas atau minyak. Ini harapan kita untuk blok-blok eskplorasi.

Untuk yang blok terminasi, usaha kita adalah mempercepat proses dimana siapa kontraktor selanjutnya dari blok yang sudah diterminasi ini juga menjadi bagian dari usaha pemerintah. Kenapa kita percepat prosesnya? transisi proses dari kontraktor baru ke lama atau sebaliknya ini butuh waktu dan biaya sehingga nantinya kalau dilakukan usaha-usaha lebih awal untuk menahan laju penurunan produksi, kita berharap tahun-tahun ke depan penurunan laju produksi tidak besar.

Ada langkah-langkah atau usaha yang mesti kita lakukan sebelum kontrak berakhir, sehingga nanti produksinya kalau bisa kita tahan seperti tahun-tahun sebelumnya, kalau tidak penurunannya tidak setajam kalau kita tidak melakukan intervensi.

Kemudian untuk jangka menengah, kita berharap dari EOR, dan untuk jangka pendek kita berharap dari improve oil recovery.


(gus)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular