
Asing Beli Saham Rp 1T, Ini Kisah Pemilik Besarkan GarudaFood
Roy Franedya, CNBC Indonesia
08 November 2018 14:58

Jakarta, CNBC Indonesia -- Saham PT GarudaFood Putra Putri Tbk (GOOD) sedang menjadi perhatian investor pasar modal. Penyebabnya, dalam dua hari terakhir investor asing memborong saham perusahaan nyaris Rp 1 triliun.
Investor asing memborong saham GOOD melalui pasar negosiasi. Kemarin (7/11/2018), investor asing memborong saham GOOD sebesar Rp 633 miliar. Sementara hingga pukul 11:11 WIB, investor asing memborong Rp 284,67 miliar.
GarudaFood adalah emiten baru di bursa. GarudaFood mencatatkan saham di bursa pada awal Oktober lalu. GarudaFood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta atau setara 10,34% saham dengan harga Rp 1.284 per lembar.
Hingga April 2018, GarudaFood mencatatkan penjualan Rp 2,9 triliun. Angka ini meningkat 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelum. GarudaFood pun memiliki aset Rp 4,4 triliun.
GarudaFood menjadi salah satu perusahaan keluarga terbesar di Indonesia setelah dipimpin oleh Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto (AWS). Ia dipercaya memimpin perusahaan sejak 1994. Saat ini Sudhamek berposisi presiden komisaris Garuda Food.
Tiga kunci Sukses
Sudhamek AWS bercerita ada tiga kunci sukses membuat bisnis GarudaFood berkembang dengan pesat. Yakni, teknologi dan inovasi, brand value, serta jaringan distribusi.
"Yang pertama adalah adanya technology mastery, penguasaan terhadap teknologi dan inovation. Jadi teknologinya harus dikuasai dan kemudian inovation. Teknologi utamanya kepada quality dan productivity. Inovation pada dasarnya untuk membangun sebuah keunggulan, ada unique value differentiation-nya. Itu pertama," ujar Sudhamek seperti dikutip dari DetikFinance.
Kedua, brand dari bisnis yang dijalani. Menurut Sudhamek perusahaan consumer goods (barang konsumsi) perlu membangun brand yang kuat. "Brand value dan itu membangun itu tidak hanya butuh uang banyak, butuh waktu yang panjang, butuh kecerdasan tersendiri. Kreatifitas lah lebih tepatnya," jelasnya.
Ketiga, distribusi produk. Semakin baik jaringan distribusi, maka hasilnya akan jauh lebih baik.
"Ketiga adalah distribution network itu. Makanya dulu yang saya benahin pertama di situ, distribution network. Tanpa punya distribution network, anda nggak akan bisa memenangkan persaingan itu," ujarnya.
Dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2017 yang dipublikasikan Forbes, Sudhamek menempati peringkat ke 38 dengan total kekayaan US$810 juta atau setara Rp 11,91 triliun (asumusi US$1 = Rp 14.700). Saat ini Sudhamek menduduki jabatan presiden komisaris Garuda Food.
Selain aktif mengembangkan GarudaFood, Sudhamek juga akif di pemerintahan. Alumni Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini merupakan anggota dewan pengarah UKP Pembinaan Ideologi Pancasila dan Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional.
(roy/ray) Next Article Ini Dia Anak Muda Miliarder Saham!
Investor asing memborong saham GOOD melalui pasar negosiasi. Kemarin (7/11/2018), investor asing memborong saham GOOD sebesar Rp 633 miliar. Sementara hingga pukul 11:11 WIB, investor asing memborong Rp 284,67 miliar.
GarudaFood adalah emiten baru di bursa. GarudaFood mencatatkan saham di bursa pada awal Oktober lalu. GarudaFood menerbitkan saham baru sebanyak 762,84 juta atau setara 10,34% saham dengan harga Rp 1.284 per lembar.
GarudaFood menjadi salah satu perusahaan keluarga terbesar di Indonesia setelah dipimpin oleh Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto (AWS). Ia dipercaya memimpin perusahaan sejak 1994. Saat ini Sudhamek berposisi presiden komisaris Garuda Food.
Tiga kunci Sukses
Sudhamek AWS bercerita ada tiga kunci sukses membuat bisnis GarudaFood berkembang dengan pesat. Yakni, teknologi dan inovasi, brand value, serta jaringan distribusi.
"Yang pertama adalah adanya technology mastery, penguasaan terhadap teknologi dan inovation. Jadi teknologinya harus dikuasai dan kemudian inovation. Teknologi utamanya kepada quality dan productivity. Inovation pada dasarnya untuk membangun sebuah keunggulan, ada unique value differentiation-nya. Itu pertama," ujar Sudhamek seperti dikutip dari DetikFinance.
Kedua, brand dari bisnis yang dijalani. Menurut Sudhamek perusahaan consumer goods (barang konsumsi) perlu membangun brand yang kuat. "Brand value dan itu membangun itu tidak hanya butuh uang banyak, butuh waktu yang panjang, butuh kecerdasan tersendiri. Kreatifitas lah lebih tepatnya," jelasnya.
Ketiga, distribusi produk. Semakin baik jaringan distribusi, maka hasilnya akan jauh lebih baik.
"Ketiga adalah distribution network itu. Makanya dulu yang saya benahin pertama di situ, distribution network. Tanpa punya distribution network, anda nggak akan bisa memenangkan persaingan itu," ujarnya.
Dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2017 yang dipublikasikan Forbes, Sudhamek menempati peringkat ke 38 dengan total kekayaan US$810 juta atau setara Rp 11,91 triliun (asumusi US$1 = Rp 14.700). Saat ini Sudhamek menduduki jabatan presiden komisaris Garuda Food.
Selain aktif mengembangkan GarudaFood, Sudhamek juga akif di pemerintahan. Alumni Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini merupakan anggota dewan pengarah UKP Pembinaan Ideologi Pancasila dan Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional.
(roy/ray) Next Article Ini Dia Anak Muda Miliarder Saham!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular