Crazy Rich Hong Kong: Sumbang Palu Rp 75 M & Jam Tangan Murah

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
06 October 2018 13:02
Orang terkaya di Asia dan jam tangan Seiko harga Rp 750.000
Foto: Reuters/Tyrone Siu
Sepanjang karirnya, Li menjadi dan masih menduduki posisi orang terkaya Hong Kong selama dua dekade, menurut majalah Forbes. Dia juga menjadi orang terkaya di Asia selama bertahun-tahun. Kekayaan bersihnya per Maret diestimasi sekitar $35,3 miliar.


Kemampuannya membangun kerajaan bisnis dari usaha yang biasa membuatnya dijuluki "superman" di Hong Kong. Dia juga dianggap sebagai Warren Buffett-nya Asia dan dinilai berkontribusi dalam mengubah Hong Kong menjadi penghubung keuangan dan bisnis seperti saat ini.


Beberapa tahun belakangan, Li nampak mendukung berbagai perusahaan rintisan (startup) baru dan berkembang di kawasan. Dia adalah investor awal untuk Razer, produsen perangkat keras video game yang meluncurkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) paling diincar di Hong Kong.


Serupa dengan Buffett, Li tetap menjadi orang yang ramah dan berbusana sederhana meski kaya dan sukses.


Sebuah anekdot yang serigkali digunakan untuk menggambarkan kesederhanaan Buffett adalah ponsel flip antik Samsung, yang belum dia ganti dengan ponsel pintar (smartphone). Sementara kesederhanaan Li selalu dikaitkan dengan jam tangannya.


Li mengenakan jam tangan merek Seiko seharga $50 atau sekitar Rp 750.000 selama puluhan tahun. Belakangan dia menggantinya dengan jam tangan tenaga surya Citizen Eco-Drive seharga $500 atau setara Rp 7,5 juta karena kenyamanan dan daya tahan baterainya.


"Saya tidak perlu berhati-hati," tidak seperti ketika mengenakan jam tangan seharga ratusan ribu dolar, katanya kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara di tahun 2016 yang dikutip CNBC International.


Sama halnya dengan Buffett, Li juga seorang dermawan yang aktif. Yayasan bernama Li Ka Shing Foundation yang didirikan tahun 1980 telah memberi hibah dan beasiswa untuk berbagai hal termasuk pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan.


Lewat lembaga inilah Li menyisihkan sebagian hartanya untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Miliuner itu telah bersumpah untuk mendonasikan sepertiga dari kekayaannya untuk amal.


"Di Asia, nilai tradisional kami mendorong dan bahkan meminta supaya harta dan sarana melewati garis keturunan sebagai tugas penting," kata Li di tahun 2006.


(roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular