Tips Presiden untuk Entrepreneur Milenial: Pantang Menyerah

Arys Aditya, CNBC Indonesia
08 January 2018 11:52
Kaum milenial harus berinovasi dan mencari peluang. Dalam lima tahun ke depan adan peluang US$130 miliar
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
  • Kaum milenial agar berani mengubah paradigma dan pantang menyerah dalam memulai usaha.
  • Menurut data World Bank, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekira 3,3% dari total penduduk, masih tertinggal dengan negara lain di kawasan 
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo mendorong generasi milenial untuk terus belajar dan tidak gampang 'baper' dalam berwirausaha. 

Dalam acara 'Entrepreneurs Wanted' yang digelar di Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, Provinsi Jawa Barat, Kepala Negara membagikan tips menjadi pengusaha yang telah ia jalani selama 27 tahun.

"Saya tahu betul bagaimana cari modal usaha di awal-awal, kemudian kepalang keliling cari pembeli, perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, membeli alat produksi," ujar Presiden, seperti dikutip dari siaran resmi.

Jokowi mengemukakan, generasi muda atau kaum milenial agar berani mengubah paradigma dan pantang menyerah dalam memulai usaha. Dia mencontohkan, memanfaatkan kebebasan interaksi dan ekspresi tanpa batas dengan kecepatan yang tinggi harus dimanfaatkan untuk terus belajar dan berusaha dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.

"Yang paling penting mengubah paradigma, setelah kuliah mau apa jangan sampai semua mau jadi pegawai. Jadilah entrepreneur sebagai pilihan, bukan keterpaksaan," kata mantan Walikota Solo itu .

Oleh karena itu, Presiden mengajak para milenial untuk berinovasi mencari peluang-peluang usaha dengan cara-cara yang baru dan berbeda. Apalagi menurut data World Bank, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekira 3,3% dari total penduduk, atau berada di bawah negara-negara tetangga seperti Singapura yang memiliki entreprenur sebanyak 7% dari total penduduk, lalu Malaysia 5% dan Thailand 4,5%.

"Ke depan digital economy memberikan kesempatan ke anak muda. Lima tahun ke depan ada peluang US$ 130 miliar di negara kita, betul Pak Rudi [Rudiantara, Menkominfo]?" kata Presiden.

Presiden pun mengapresiasi sejumlah wirausaha muda Tanah Air yang telah sukses memulai usaha dan memiliki brand value bernilai miliaran rupiah. Tak terkecuali putra kandungnya, Gibran Rakabuming Raka yang berhasil mengalahkan brand value usaha miliknya.

"Baru lima tahun brand value pabrik kayu yang saya miliki dengan Martabak yang Gibran miliki lebih besar Gibran 5 kali lipat," ungkapnya.

Di akhir sambutannya, Presiden menyempatkan diri berbincang-bincang edukatif dengan sejumlah wirausaha muda yang hadir. Di antaranya Fatimah Afranolema Atma, siswi SMA Negeri 1 Kota Bandung, Jawa Barat.

Dalam interaksinya, Presiden Jokowi terkesan dengan usaha yang dijalani Fatimah selain berjualan tas, yaitu mengembangkan usaha orang tuanya di bidang pelayanan jenazah, mulai dari kain kafan, tikar pandan, hingga kapur barus yang dijualnya secara daring.

"Nah ini produk yang pasarnya pasti tapi orang tidak melirik," ujar Presiden.

Fatimah juga memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya ke sejumlah masjid yang ada di Indonesia. Mendengar rencana tersebut, Presiden Jokowi pun segera memberikan sarannya agar Fatimah juga bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit yang ada di Tanah Air.

"Rumah sakit dulu dong kan kita tahu orang meninggal dari orang sakit [atau rumah sakit?]. Kalau masjid sudah disalatkan dong," ucap Presiden.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Rektor ITB Kadarsah Suryadi.

(roy) Next Article Milenial, Banyak Teman Bisa Datangkan Kamu Banyak Rezeki

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular