WhatsApp Sengaja Dibuat Lelet, Ternyata Ini Alasannya

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Rabu, 24/12/2025 12:50 WIB
Foto: Logo WhatsApp. (CNBC Indonesia/Novina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan WhatsApp di Rusia mengalami gangguan dan penurunan kecepatan secara signifikan pada Selasa (23/12) waktu setempat. Kejadian ini membuat ribuan penggunanya kesulitan berkomunikasi.

WhatsApp menuding pemerintah Rusia sengaja membatasi layanannya untuk mencabut hak lebih dari 100 juta warga Rusia melakukan komunikasi pribadi menjelang musim liburan.

"Dengan membatasi akses ke WhatsApp, pemerintah Rusia bertujuan mencabut hak untuk komunikasi pribadi yang terenkripsi end-to-end bagi lebih dari 100 juta orang, tepat sebelum musim liburan di Rusia," kata juru bicara WhatsApp.


Gangguan ini muncul setelah regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor, memperingatkan bahwa WhatsApp akan diblokir sepenuhnya jika tidak mematuhi aturan hukum Rusia, termasuk terkait penyimpanan data dan informasi bagi aparat penegak hukum.

Regulator juga menuduh WhatsApp digunakan untuk mengorganisir aksi teror, penipuan, dan kejahatan lainnya.

"WhatsApp terus melanggar hukum Rusia. Aplikasi pesan ini digunakan untuk mengorganisir dan melakukan aksi teror di wilayah negara ini, merekrut pelakunya, serta melakukan penipuan dan kejahatan lain terhadap warga kami," ujar Roskomnadzor, regulator tersebut, kepada media negara Rusia, dikutip dari Reuters, Rabu (24/12/2025).

Roskomnadzor menyatakan sedang mengambil langkah untuk membatasi WhatsApp secara bertahap. Ribuan warga Rusia mengeluhkan gangguan dan lambatnya layanan pada Selasa, menurut situs pemantau.

Perselisihan antara Rusia dan penyedia teknologi asing semakin dalam sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Rusia telah memblokir Facebook dan Instagram, memperlambat YouTube, serta mengenakan ratusan denda kepada platform asing yang tidak mematuhi aturan lokal.

Selain itu, pemerintah Rusia juga mendorong penggunaan aplikasi pesan lokal bernama MAX, yang diklaim sebagai solusi aman dan terintegrasi dengan layanan pemerintah, meski dikhawatirkan dapat digunakan untuk melacak aktivitas pengguna.

Pihak berwenang membantah tuduhan tersebut dan menyatakan MAX, yang mengintegrasikan berbagai layanan terkait pemerintah, dirancang untuk menyederhanakan dan meningkatkan kehidupan sehari-hari warga.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Pemanfaatan Teknologi AI Dukung Kemajuan Bisnis