Internasional

Bank dan Kantor Pos Lumpuh Total Jelang Natal, Negara Kacau

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 23/12/2025 15:35 WIB
Foto: Ilustrasi Menara Eiffel (AP/Francois Mori)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan besar-besaran terjadi di Prancis menjelang perayaan Natal 2025. Layanan pos nasional lumpuh total pada Senin (22/12) waktu setempat.

Insiden ini berdampak pada pengiriman paket yang tertunda dan pembayaran online yang terganggu. Momen penyerangan besar-besaran ini muncul 3 hari sebelum Natal 2025, sehingga membuat masyarakat frustasi karena aktivitas terhambat.


Kantor pos di wilayah selatan Paris biasanya paling sibuk menjelang Natal dan Tahun Baru. Sejauh ini belum diketahui siapa oknum di balik penyerangan tersebut. Namun, petugas kantor pos mengaitkannya dengan penjahat siber yang berasal dari Rusia.

Jaksa di Paris sedang meninjau kasus ini. Pejabat kantor pos tidak memberikan komentar resmi terkait penyebab serangan terjadi.

Layanan pos 'La Poste' tersebut menyebut serangan ini sebagai 'insiden jaringan berskala besar'. Gangguan terjadi hampir seharian, hingga Senin (22/12) sore, atau lebih dari 8 jam setelah gangguan dilaporkan pertama kali.

La Poste mengirim 2,6 miliar paket pada tahun lalu dan memperkerjakan 200.000 orang.

Perusahaan mengatakan serangan ini tak berdampak pada data konsumen, tetapi 'hanya' mengganggu proses pengiriman barang.

Surat dan kartu ucapan liburan masih bisa dikirim. Namun, transaksi yang melibatkan pendeteksian dan akses ke layanan sistem komputer internal sama sekali tak bisa dijangkau, dikutip dari Security Week, Selasa (23/12/2025).

Bank Lumpuh

Bukan cuma kantor pos yang diserang, tetapi juga layanan perbankan online. Konsumen di divisi perbankan perusahaan 'La Banque Postale' terblokir dari akses aplikasi mereka.

Para konsumen tak bisa menyetujui pembayaran atau mengakses layanan perbankan sama sekali. Pihak bank mengarahkan persetujuan transaksi melalui pesan teks.

"Tim kami memobilisasi solusi secepat mungkin," kata pihak bank dalam pesan yang diunggah ke media sosial resminya.

Gangguan ini terjadi sepekan setelah pemerintah Prancis menjadi target serangan siber yang difokuskan ke Kementerian Dalam Negeri. Kementerian tersebut bertanggung jawab untuk memastikan keamanan nasional.

Dalam insiden tersebut, pelaku yang diduga melakukan serangan siber mencuri puluhan file sensitif dan berhasil mendapatkan akses ke data-data sensitif seperti dokumen kepolisian dan daftar buronan, kata Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez.

Ia mengatakan insiden ini disebabkan kelalaian di pihak internal kementerian.

Bukan cuma itu, pekan lalu juga jaksa setempat mengatakan lembaga kontraspionase Prancis juga menyelidiki dugaan rencana serangan siber yang melibatkan software tertentu, memungkinkan pengguna mengontrol sistem komputer penumpang feri internasional.

Prancis dan sekutu-sekutu Ukraina lainnya menuduh Rusia melancarkan serangan hibrida dengan modus sabotase, pembunuhan, serangan siber, disinformasi, dan aksi-aksi lainnya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Serangan Siber Ancam "Smart Manufacturing", RI Siap Hadapi?