Buka Lowongan Kerja Gaji Rp 3,3 Miliar, AS Tak Mau Dikejar China

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 21:10 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Busan, Korea Selatan, 30 Oktober 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump meluncurkan program U.S. Tech Force, sebuah inisiatif strategis yang melibatkan sekitar 1.000 insinyur dan pakar teknologi untuk memperkuat infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di lingkungan pemerintah federal.

Program ini menjadi bagian dari langkah agresif Washington dalam mengejar ketertinggalan dan mempertahankan posisi Amerika Serikat di tengah persaingan global industri AI, terutama menghadapi China yang makin dominan di sektor teknologi yang sedang tumbuh pesat.

Melalui program ini, para peserta akan dikontrak selama dua tahun dan ditempatkan langsung di berbagai lembaga federal. Mereka akan bekerja dalam tim yang melapor langsung kepada pimpinan instansi, serta menjalin kolaborasi dengan perusahaan teknologi besar dari sektor swasta.


Mengutip , sejumlah raksasa teknologi global tercatat menjadi mitra resmi U.S. Tech Force, mulai dari Amazon Web Services, Apple, Google Public Sector, Microsoft, Nvidia, hingga OpenAI, Oracle, Palantir, dan Salesforce.

Peluncuran U.S. Tech Force dilakukan hanya beberapa hari setelah Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif terkait pembentukan kerangka kebijakan nasional AI. Kebijakan tersebut dirancang untuk menciptakan standar regulasi terpadu di tingkat federal, sekaligus merespons kekhawatiran pelaku industri atas regulasi yang terfragmentasi di tingkat negara bagian.

Menariknya, setelah menyelesaikan masa tugas, para anggota Tech Force berpeluang direkrut secara permanen oleh perusahaan mitra. Sebaliknya, perusahaan swasta juga dapat menugaskan karyawannya untuk menjalani masa kerja di pemerintahan melalui program ini.

Dari sisi kompensasi, pemerintah menawarkan gaji tahunan yang cukup kompetitif, yakni sekitar US$150.000 (Rp 2,5 miliar) hingga US$200.000 (Rp 3,3 miliar), di luar tunjangan lainnya.

Direktur Kantor Manajemen Personalia AS, Scott Kupor, menyatakan program ini dirancang untuk memastikan pemerintah memiliki sumber daya manusia dengan kompetensi yang relevan.

"Kami berupaya membentuk ulang tenaga kerja agar kami memiliki talenta yang tepat untuk menangani persoalan yang tepat," ujar Kupor.

Ke depan, Tech Force akan difokuskan pada proyek-proyek berdampak besar, mulai dari penerapan AI, pengembangan aplikasi digital, modernisasi sistem data, hingga peningkatan layanan digital lintas lembaga pemerintah federal.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ram-Ageddon, Ledakan Harga RAM di Era AI