Apa Itu Slop, Istilah AI yang Tiba-Tiba Terkenal Jadi Kata Tahun 2025
Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap tahun, penerbit kamus Merriam-Webster, memilih sebuah kata sebagai "Word of the Year" atau kata tahun ini. Istilah AI "slop" yang ramai digunakan sepanjang tahun ini dinobatkan sebagai "2025 Word of the Year."
Kamus Merriam-Webster mendefinisikan "slop" sebagai "konten digital yang berkualitas rendah yang dibuat dalam jumlah yang banyak menggunakan kecerdasan buatan." Sebelum tren AI meroket, "slop" sebelumnya lebih banyak digunakan sebagai "produk bernilai rendah" atau "sisa makanan yang dimanfaatkan untuk pakan ternak."
CNBC International menyatakan konten buatan AI dalam beberapa tahun terakhir memang membanjiri media sosial. Salah satu konten yang viral dilihat hingga 362 juta kali adalah video makhluk aneh yang menjelma menjadi laba-laba kemudian jerapah di dalam mal yang ramai."
Pada September, Meta meluncurkan Vibes yaitu feed yang terpisah untuk video buatan AI. Beberapa hari kemudian, OpenAI merilis aplikasi Sora. Layanan-layanan tersebut membuat slop AI makin banyak muncul karena sangat mudah diproduksi dan bisa menghasilkan engagement serta pendapatan dengan cepat.
Spotify pada September menyatakan telah menghapus lebih dari 75 juta lagu buatan AI dari platformnya. Layanan streaming musik tersebut juga telah memiliki kebijakan untuk melindungi seniman dari konten AI yang meniru gaya dan hasil karya mereka.
Langkah Spotify dipicu oleh popularitas band bernama The Velvet Sundown yang bisa menarik 1 juta pendengar bulanan. The Velvet Sundown kemudian terungkap sebagai band yang musik hingga foto anggotanya dibuat menggunakan AI.
Namun, menurut survei All-America Economic Survey yang diterbitkan oleh CNBC pada 15 Desember, pengguna platform AI seperti ChatGPT, Gemini, hingga Copilot merosot dalam 3 bulan terakhir dibanding pertengahan tahun. Hanya 48 persen responden mengaku menggunakan AI pada survei Desember dibanding 53 persen responden pada survei Agustus.
(dem/dem)