MARKET DATA

Merinding! Misteri Kehidupan Terkuak Usai Ilmuwan Belah Batu Purba

Intan Rakhmayanti Dewi & Verda Nano Setiawan,  CNBC Indonesia
07 December 2025 11:00
This image made available by NASA shows infrared data from the Spitzer Space Telescope and Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) in an area known as the W3 and W5 star-forming regions within the Milky Way Galaxy. The stringy, seaweed-like filaments are the blown out remnants of a star that exploded in a supernova. The billowy clouds seen in pink are sites of massive star formation. Clusters of massive stars can be seen lighting up the clouds, and a bubble carved out from massive stars is seen near the bottom. (NASA/JPL-Caltech/University of Wisconsin via AP)
Foto: Data inframerah dari Spitzer Space Telescope dan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) di daerah yang dikenal sebagai daerah pembentuk bintang W3 dan W5 di dalam Galaksi Bima Sakti. (NASA/JPL-Caltech/University of Wisconsin via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan membuka sebuah batu zaman purba dan terkejut dengan apa yang ditemukan di dalamnya. Sebab, sebuah mikroorganisme berhasil ditemukan hidup di dalam batu yang diperkirakan berusia lebih dari dua miliar tahun.

Temuan tersebut diyakini dapat mengubah pemahaman manusia tentang proses evolusi kehidupan di Bumi. Dikutip dari Futurism yang merujuk pada jurnal Microbial Ecology, para peneliti menemukan mikroba yang masih hidup di dalam batu purba tersebut. Dalam siaran persnya, tim riset menegaskan bahwa mikroba ini menjadi bentuk kehidupan tertua yang pernah ditemukan hingga saat ini.

"Kami tidak tahu apakah batu berusia 2 miliar tahun bisa ditinggali. Sampai saat ini, lapisan geologi tertua yang di dalamnya ditemukan mikro-organisme hidup berusia 100 juta tahun yang terkubur di bawah dasar laut. Artinya, ini penemuan yang mengesankan," kata Yohey Suzuki, salah satu peneliti dari Graduate School of Science di University of Tokyo, dikutip Minggu (7/12/2025).

Teori yang diterima luas saat ini menyatakan kehidupan pertama kali muncul di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Adapun, manusia baru muncul ratusan ribu tahun silam. Penemuan mikroba di dalam batu kuno membuka peluang untuk meneliti ekosistem dan evolusi biologi miliaran tahun lalu.

Dalam laporan riset, peneliti menyatakan mikroba tersebut adalah makhluk "asli" di batu kuno yang dipecahkan dan berevolusi dengan sangat lambat. Artinya, penelitian lebih lanjut menggunakan mikroba itu bisa memberikan pengetahuan baru soal genetika.

"Dengan meneliti DNA dan genomik mikroba seperti ini, kita bisa memahami evolusi pada era terawal di Bumi," kata Suzuki.

Batu kuno objek penelitian diambil dari Afrika Selatan menggunakan metode pengeboran ultra-dalam.

Koalisi peneliti internasional percaya penelitian mikroba di batu kuno juga akan berdampak ke upaya mencari kehidupan lain di luar Bumi.

NASA, misalnya, saat ini memiliki robot Perseverance di Mars yang salah satu misinya adalah mengambil sampel fisik untuk dikirim ke Bumi. Peneliti batu kuno di Bumi memperkirakan sampel dari Mars usianya akan sama dengan batu yang dibor di Afrika Selatan.

"Menemukan kehidupan mikroba di Bumi dari 2 miliar tahun lalu dan bisa mengkonfirmasi keasliannya membuat saya semangat, ingin tahu apa yang bisa kita temukan dari sampel di Mars," kata Suzuki.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peneliti Harvard Ungkap Alien Ada di Bumi Menyamar Jadi Manusia


Most Popular