Jack Ma Makin Kuat Setelah 'Diampuni' Xi Jinping, China Goyang Amerika
Jakarta, CNBC Indonesia - Jack Ma kembali menunjukkan pengaruhnya di China setelah empat tahun berada dalam tekanan sejak komentar kontroversialnya pada 2020 yang dianggap mengkritik regulator keuangan negara tersebut.
Komentar Ma saat itu membuat pembatalan mendadak IPO Ant Group, yang seharusnya menjadi IPO terbesar di dunia, dan memicu serangkaian tindakan keras terhadap kerajaan bisnis Ma, termasuk Alibaba.
Lebih dari US$400 miliar hilang dari valuasi Alibaba, Ma menghilang dari publik, dan pemerintah memperketat pengawasan terhadap raksasa teknologi domestik.
Namun orang-orang yang mengenal Ma tahu, dia bukan sosok yang mudah menyerah.
"Ciri khas Jack dan kepribadiannya adalah dia tidak pernah menyerah," kata Brian Wong, mantan eksekutif Alibaba dan penulis buku The Tao of Alibaba, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (27/11/2025).
Tanda-tanda kebangkitan Ma mulai terlihat dalam setahun terakhir. Salah satu momen paling penting muncul pada Februari lalu ketika Ma hadir dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping bersama sejumlah pengusaha lain.
Pertemuan tersebut dipandang luas sebagai sinyal bahwa Ma telah "diampuni" oleh Xi dan kembali diterima dalam lingkaran elite bisnis Tiongkok.
Langkah ini juga menandakan bahwa pemerintah ingin merangkul kembali sektor swasta setelah beberapa tahun penuh tekanan regulasi.
Di balik layar, Alibaba sebenarnya sudah menjalani transformasi besar-besaran sejak masa sulit itu. Setelah restrukturisasi raksasa yang tak langsung membuahkan hasil, Daniel Zhang akhirnya mundur pada 2023 dan kepemimpinan diberikan kepada dua tokoh lama Alibaba, Eddie Wu sebagai CEO dan Joe Tsai sebagai presiden.
Keduanya kemudian memusatkan strategi perusahaan pada kebangkitan bisnis inti e-commerce sambil mempercepat investasi besar dalam kecerdasan buatan (AI).
Usaha itu mulai membuahkan hasil, tecermin dalam perbaikan kinerja perusahaan dalam beberapa kuartal terakhir.
Di saat dunia sibuk membahas ChatGPT pada 2022, Alibaba ternyata telah menyiapkan diri selama bertahun-tahun. Investasi AI yang dimulai sejak 2016 membuat perusahaan itu dapat merespons cepat dengan menghadirkan model AI sendiri hanya beberapa bulan setelah peluncuran ChatGPT.
Berbeda dari kebanyakan perusahaan Amerika seperti OpenAI atau Preplexity, Alibaba memilih pendekatan open-source sehingga model AI-nya dapat diunduh dan digunakan gratis oleh pengembang global.
Strategi ini justru menjadikan model buatan Alibaba sebagai salah satu yang paling populer di dunia. Pendekatan agresif ini memperkuat bisnis cloud perusahaan dan menempatkan Alibaba sebagai salah satu pemain utama dalam ambisi China menguasai AI global pada 2030.
"Di mana pun Anda melihat, apa pun yang Anda sentuh, China bergerak makin dekat ke visi mendominasi perlombaan AI pada 2030. Alibaba berpartisipasi dan menjadi pemain penting," kata Ashley Dudarenok, pakar digital China.
(dem/dem)