Batu Misterius Dikira Emas, Ternyata Jauh Lebih Langka
Jakarta, CNBC Indonesia - David Hole menemukan sebuah batu misterius pada 2015 di Australia. Batu itu bukanlah emas seperti yang dia perkiraan, namun sebuah objek yang jauh lebih langka lagi di muka Bumi.
Dia berupaya untuk membuka batu yang ditemukan di Maryborough Regional Park itu. Segala cara ditempuhnya, dari gergaji batu, penggiling, bor hingga menyiramnya dengan cairan asam.
Ternyata setelah dibawa ke Museum Melbourne, batuan itu diketahui sebuah meteorit langka bukan bongkahan emas.
"Ini memiliki tampilan terpahat dengan lesung pipit. Itu terbentu saat melewati atmosfer, mereka meleleh di luar dan atmosfer memahatnya," kata ahli geologi Melbourne Museum Dermot Henry kepada The Sydney Morning Herald tahun 2019, dikutip dari Science Alert, Selasa (25/11/2025).
Para peneliti dalam sebuah makalah ilmiah memperkirakan meteorit bernama Maryborough diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun dengan berat 17 kilogram.
Batu itu mengandung besi dengan persentase tinggi, membuatnya H5 ordinary chondrite. Tetesan mineral logam kecil yang mengkristal terlihat saat meteorit dibuka.
Henry menjelaskan meteorit memberikan pandangan soal planet. Bahkan ada yang mengandung penyusun kehidupan.
"Beberapa memberikan pandangan sekilas soal planet kita. Sejumlah meteorit, terdapat 'stardust' yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan elemen tabel periodik.Meteorit langka lainnya mengandung molekul organik seperti asam amino; penyusun kehidupan," jelasnya.
Belum ada informasi lanjutan soal meteorit itu, termasuk sudah berapa lama berada di Bumi. Meteorit sendiri berada di Bumi pada 100-1.000 tahun lalu, Science Alert mengaitkan batu ini dengan penampakan meteorit antara 1889-1951 di Bumi.
Selain itu para peneliti tak mengetahui asal meteorit. Salah satu dugaannya adalah dari sabuk asteroid Mars dan Jupiter.
"Meteorit khusus ini mungkin keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter dan telah didorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan lalu suatu hari menabrak Bumi," jelas Henry.
(fab/fab)