MARKET DATA

Cara Blokir Video Buatan AI Supaya Tak Muncul di FYP TikTok

Intan Rakhmayanti Dewi,  CNBC Indonesia
24 November 2025 13:55
Hasil olahan gambar Gemini AI dengan bertema Miliarder Turun dari Helikopter. (Gemini AI)
Foto: Hasil olahan gambar Gemini AI dengan bertema Miliarder Turun dari Helikopter. (Gemini AI)

Jakarta, CNBC Indonesia - TikTok memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna mengatur seberapa banyak konten berbasis kecerdasan buatan (AI) yang muncul di halaman For You Page (FYP). Cara ini hadir di tengah maraknya video AI realistis yang beredar di platform tersebut.

Fitur tersebut hadir dalam menu Manage Topics, di mana pengguna bisa mengatur topik yang ingin lebih sering atau lebih jarang mereka lihat. TikTok menambahkan opsi baru khusus untuk AI-generated content (AIGC).

"Manage Topics sudah memungkinkan orang menyesuaikan frekuensi tayangan berbagai kategori seperti Dance, Sports, dan Food & Drinks," jelas TikTok dalam sebuah unggahan blog, dikutip dari TechCrunch, Senin (24/11/2025).

"Layaknya kontrol tersebut, pengaturan AIGC dimaksudkan untuk membantu orang menyelaraskan ragam konten di feed mereka, bukan untuk menghapus atau mengganti konten sepenuhnya," imbuh keterangan TikTok.

Peluncuran fitur ini hadir ketika perusahaan seperti OpenAI dan Meta mulai mengadopsi feed khusus AI. Meta baru-baru ini merilis Vibes, sedangkan OpenAI meluncurkan Sora sebagai platform berbagi video AI.

Sejak Sora tersedia, makin banyak video AI realistis yang masuk ke TikTok. Banyak kreator juga memanfaatkan teknologi AI untuk membuat visual pada konten sejarah, hiburan, hingga selebritas.

Melalui fitur kontrol baru tersebut, pengguna yang tidak ingin melihat konten AI bisa menguranginya, sementara penggemar konten AI bisa menambahkannya.

Fitur ini dapat diakses melalui Settings > Content Preferences > Manage Topics, dan akan tersedia untuk seluruh pengguna dalam beberapa minggu mendatang.

Selain fitur kontrol, TikTok juga tengah menguji teknologi invisible watermarking, tanda air tak terlihat yang hanya dapat dibaca oleh sistem TikTok. Teknologi ini dirancang untuk memperkuat pelabelan konten AI agar tetap terdeteksi meski konten diunggah ulang atau diedit di platform lain.

TikTok selama ini menggunakan teknologi Content Credentials dari C2PA, yang menanamkan metadata pada konten AI. Namun metadata tersebut bisa hilang saat konten dipindahkan ke platform lain.

Perusahaan mengatakan invisible watermark akan ditambahkan pada konten AI yang dibuat melalui alat TikTok, seperti AI Editor Pro, serta konten yang diunggah dengan Content Credentials.

Selain itu, TikTok juga mengumumkan peluncuran dana literasi AI sebesar US$2 juta untuk mendukung para ahli, termasuk organisasi nirlaba Girls Who Code, dalam menciptakan konten edukatif mengenai literasi dan keamanan AI.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh TikTok Rekrut Eks Tentara Israel, Ini Analisis Pengamat


Most Popular