
TikTok PHK Massal, Karyawan Dicuekin Langsung Diganti AI

Jakarta, CNBC Indonesia - TikTok memecat 150 karyawan tim trust and safety di Jerman, dan berencana menggantikan peran mereka dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) serta pekerja kontrak. Keputusan ini menuai gelombang protes dan aksi mogok kerja yang digelar serikat pekerja.
Langkah TikTok tersebut termasuk rencana pembubaran total tim moderasi di Berlin, yang bertugas menyaring konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi, misinformasi, dan ujaran kebencian. Tim ini melayani pasar berbahasa Jerman yang memiliki sekitar 32 juta pengguna aktif.
Serikat pekerja menuntut pesangon yang layak dan perpanjangan masa pemberitahuan PHK hingga satu tahun, namun TikTok disebut menolak bernegosiasi.
"Pada dasarnya mereka berkata, 'Kami tidak mau berbicara dengan kalian,' jadi setelah itu kami melakukan dua kali mogok kerja," kata Kalle Kunkel, juru bicara ver.di untuk wilayah Berlin-Brandenburg, dikutip dari laporan The Guardian, Kamis (14/8/2025). "Namun mereka tetap tidak merespons," imbuhnya.
TikTok berdalih PHK dilakukan untuk merampingkan alur kerja dan meningkatkan efisiensi, sambil tetap berkomitmen menjaga keamanan dan integritas platform.
Menurut serikat pekerja, anggota tim ini meninjau hingga 1.000 video per hari, mereka sering kali bekerja bersama AI. Namun, menurut mereka, AI yang digunakan tidak sepenuhnya bisa diandalkan. Sistem otomatis TikTok dilaporkan pernah menghapus konten yang tidak melanggar aturan, seperti bendera pelangi Pride, dan sebaliknya melewatkan konten yang jelas-jelas berbahaya.
"AI tidak benar-benar mampu mengidentifikasi gambar atau video bermasalah, terutama untuk konten yang rumit," kata Kunkel.
Untuk menekan TikTok agar mau bernegosiasi, serikat pekerja menggelar dua kali mogok dan protes sehari penuh pada akhir Juli. Negosiator utama ver.di untuk karyawan TikTok, Kathlen Eggerling, mengatakan aksi ini perlu untuk menunjukkan nilai staf bagi perusahaan.
Setelah mogok pertama, TikTok mengirim peringatan keras kepada karyawan. Perusahaan mengirim pesan, yang dilihat oleh The Guardian, bahwa karyawan yang memprotes saat jam kerja harus memberitahu atasan dan meminta cuti terlebih dahulu. TikTok juga mengatakan sedang meninjau situasi dengan tim hukum dan akan menghubungi karyawan secara individual terkait pelanggaran.
Namun, menurut hukum Jerman, serikat pekerja yang mengumumkan mogok dan karyawan tidak wajib memberitahu atasan jika akan berpartisipasi.
Gelombang PHK serupa terjadi di berbagai negara. Tahun lalu, TikTok memecat 300 moderator di Belanda dan 500 di Malaysia, menggantinya dengan sistem AI. Pada Februari 2025, Reuters melaporkan pemangkasan besar-besaran tim trust and safety di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan Jeff Bezos dan Pendiri OnlyFans Saingan Beli TikTok
