Bill Gates Mendadak Tak Percaya Kiamat, Berubah 180 Derajat
Jakarta, CNBC Indonesia - Bill Gates merupakan salah satu sosok yang selama ini konsisten meneriakkan bahaya 'kiamat' perubahan iklim di Bumi. Bahkan, Gates kerap mendorong pemerintah untuk berbuat sesuatu dalam menanggulangi emisi karbon yang kian tak terbendung.
Namun, opini Gates tiba-tiba berubah 180 derajat. Kini, pendiri Microsoft tersebut tampak melunak dengan isu perubahan iklim. Bahkan, Gates blak-blakan menyebut pandangan perubahan iklim akan mendatangkan 'kiamat' bagi peradaban manusia adalah hal yang keliru.
"Meskipun perubahan iklim akan menimbulkan konsekuensi serius, terutama bagi masyarakat di negara-negara termiskin, perubahan iklim tidak akan menyebabkan kepunahan umat manusia," kata Bill Gates, dikutip dari laman Gates Notes, Kamis (30/10/2025).
"Manusia akan dapat hidup dan berkembang di sebagian besar wilayah Bumi di masa mendatang. Proyeksi emisi telah menurun, dan dengan kebijakan serta investasi yang tepat, inovasi akan memungkinkan kita untuk menurunkan emisi lebih jauh lagi," ia menambahkan.
Lebih lanjut, Gates mengatakan pandangan 'kiamat' perubahan iklim telah menyebabkan komunitas iklim hanya fokus pada tujuan emisi jangka pendek. Dampaknya, ada kecenderungan untuk mengalihkan sumber daya dari hal-hal paling efektif yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kehidupan di dunia yang kian memanas.
Menurut Gates, belum terlambat untuk mengubah pandangan dan strategi dalam menanggulangi perubahan iklim. Ia menyorot gelaran konferensi iklim COP30 di Brasil bulan depan. Ajang itu bisa menjadi wadah yang tepat untuk mulai membicarakan adaptasi iklim dan pengembangan manusia.
"Ini adalah kesempatan untuk kembali berfokus pada metrik yang seharusnya lebih penting daripada emisi dan perubahan suhu, yakni meningkatkan kualitas hidup. Tujuan utama kita seharusnya adalah mencegah penderitaan, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi terberat yang tinggal di negara-negara termiskin di dunia," kata Gates.
Gates menekankan bahwa perubahan iklim merupakan masalah serius yang harus diselesaikan, bersama dengan masalah malaria dan malnutrisi. Kendati demikian, masalah terbesar adalah kemiskinan dan penyakit.
"Memahami hal ini akan memungkinkan kita memfokuskan sumber daya kita yang terbatas pada intervensi yang akan memberikan dampak terbesar bagi orang-orang yang paling rentan," ujar Gates.
Singkatnya, Gates menegaskan bahwa perubahan iklim, penyakit, dan kemiskinan merupakan masalah-masalah besar. Gates mengatakan semua pihak harus menanganinya sesuai dengan penderitaan yang ditimbulkan masing-masing masalah.
"Dan kita harus memanfaatkan data untuk memaksimalkan dampak dari setiap tindakan yang kita ambil," ia menuturkan.
Lebih lanjut, Gates mengatakan sekalipun dunia hanya mengambil tindakan moderat untuk mengekang perubahan iklim, konsensus saat ini menunjukkan pada tahun 2100 suhu rata-rata Bumi kemungkinan akan berada pada kisaran 2°C hingga 3°C lebih tinggi dibandingkan tahun 1850.
Angka ini jauh di atas target 1,5°C yang disepakati negara-negara pada COP Paris tahun 2015. Faktanya, antara sekarang dan tahun 2040, Gates mengatakan Bumi akan jauh tertinggal dari target iklim dunia. Salah satu alasannya adalah permintaan energi dunia yang meningkat, hingga lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050.
"Dari sudut pandang peningkatan kualitas hidup, penggunaan energi yang lebih banyak merupakan hal yang baik, karena sangat berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi. Grafik ini menunjukkan penggunaan energi dan pendapatan negara-negara. Peningkatan penggunaan energi merupakan bagian penting dari kemakmuran," Gates menjelaskan.
Sayangnya, Gates menjelaskan dalam kasus ini, apa yang baik untuk kemakmuran bersama justru buruk bagi lingkungan. Meskipun angin dan matahari sekarang lebih murah dan lebih baik, manusia belum memiliki semua perangkat yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat tanpa meningkatkan emisi karbon.
"Namun, kita akan memiliki perangkat yang kita butuhkan jika kita berfokus pada inovasi. Dengan investasi dan kebijakan yang tepat, dalam sepuluh tahun ke depan kita akan memiliki teknologi nol-karbon baru yang terjangkau dan siap diluncurkan dalam skala besar. Ditambah dengan dampak dari perangkat yang sudah kita miliki, dan pada pertengahan abad ini emisi akan lebih rendah dan kesenjangan antara negara miskin dan negara kaya akan sangat berkurang," kata Gates.
Gates yakin semua negara akan mampu membangun gedung dengan semen dan baja rendah karbon di masa depan. Hampir semua mobil baru akan bertenaga listrik. Pertanian akan lebih produktif dan lebih ramah lingkungan, menggunakan pupuk yang diproduksi tanpa menghasilkan emisi. Jaringan listrik akan menyediakan listrik bersih yang andal, dan biaya energi akan turun.
Intinya, dalam opini terbarunya, Gates menilai perubahan iklim tak akan membawa kiamat di Bumi dengan punahnya manusia. Namun, perlu dilakukan keseimbangan antara inovasi teknologi untuk beradaptasi dan menangkal perubahan iklim tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Baru Hantam Dunia, Manusia di Ambang Kehancuran