Bandar Kripto Keluar Penjara, Kini Jadi Tulang Punggung Negara Asia

Redaksi, CNBC Indonesia
27 October 2025 16:35
Changpeng Zhao, Co-Founder & CEO, Binance. (Zed Jameson/Bloomberg via Getty Images)
Foto: Changpeng Zhao, Co-Founder & CEO, Binance. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri bursa mata uang kripto Binance, Changpeng Zhao (CZ), sempat merasakan hidup di penjara selama 4 bulan. Ia kemudian diberikan ampunan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dalam pengadilan, CZ mengaku bersalah atas tindakan kriminal pencucian uang. Jaksa federal AS sebelumnya meminta hakim menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara, namun yang dijalani CZ akhirnya lebih ringan.

CZ dituduh dengan sengaja UU anti-pencucian uang karena membiarkan Binance memproses transaksi keuangan terkait aktivitas kriminal, baik antara warga AS maupun dengan transaksi yang melibatkan orang dari wilayah yang dikenai sanksi oleh pemerintah AS.

Binance dikenai denda US$ 4,3 miliar, sedangkan Zhao harus membayar denda US$ 50 juta.

Pada Mei lalu, ketika proses hukumnya masih berjalan, CZ ditunjuk sebagai penasihat aset digital untuk Presiden Kirgistan, Sadyr Japarov. Kini, tak lama setelah pengumuman pengampunan dari Trump, Kirgistan meluncurkan stablecoin nasional dan bank sentral untuk mata uang digital di negaranya.

Kirgizstan menggandeng Binance untuk mewujudkan langkahnya memajukan aset digital di negara di Asia Tengah tersebut. Hal ini diumumkan langsung oleh Japarov.

Perlu diketahui, CZ sudah resmi keluar dari manajemen Binance. Namun, ia tetap berperan dalam industri kripto dengan menggelontorkan investasi di sebuah platform blockchain.

Kendati tak secara resmi terlibat dalam urusan operasional Binance, namun peran CZ sebagai pendiri Binance masih kerap dikaitkan dengan platform tersebut.

Saat pengumuman stablecoin nasional Kirgistan, CZ juga mengunggah pengumumannya di platform X. Ia mengatakan stablecoin tersebut resmi meluncur di BNB Chain. Ia juga mengatakan versi digital dari mata uang Kirgistan, som, sudah siap digunakan untuk pembayaran pemerintahan.

Kirgistan sendiri merupakan negara pegunungan bekas republik Soviet dengan penduduk sekitar 7 juta orang. Negara ini secara tradisional bergantung pada tenaga kerja migran di Rusia. Dalam beberapa tahun terakhir, Kirgistan telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin mata uang kripto di Asia Tengah.

A5A7, stablecoin yang didukung oleh rubel Rusia dan berbasis di Kirgistan, telah dikenai sanksi oleh pemerintah Barat yang mengatakan bahwa stablecoin ini digunakan untuk memfasilitasi penghindaran sanksi terhadap Rusia terkait perang di Ukraina.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekening Warga RI Sasaran Maling, Rp 35 Triliun Lenyap dari Dompet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular