
Keluar Penjara, Bandar Kripto Penipu Bawa Kabar Mengejutkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua tahun setelah mengaku bersalah atas pelanggaran pencucian uang di Amerika Serikat, pendiri Binance Changpeng Zhao kini bebas dari penjara. Kabarnya, ia sedang menggalang kampanye untuk mendapatkan pengampunan (grasi) dari Presiden AS Donald Trump.
Miliarder kelahiran China itu mengaku bersalah pada 2023 bersama Binance atas kejahatan serius, termasuk sistem kepatuhan yang lemah sehingga memungkinkan pelaku kriminal memindahkan dana lewat platformnya.
Namun, pemerintahan Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan memberi grasi, langkah yang bisa membuka jalan bagi Binance kembali beroperasi di pasar AS. Meski banyak pemohon grasi membayar mahal pelobi dan pengacara yang dekat dengan Trump, upaya Zhao terbilang menonjol.
Zhao secara terbuka memuji kebijakan kripto Trump lewat podcast, sementara di balik layar timnya merekrut pelobi yang terhubung ke lingkaran Trump. Binance bahkan membangun hubungan bisnis dengan keluarga Trump lewat kesepakatan yang menguntungkan perusahaan kripto keluarga tersebut, World Liberty Financial.
Gedung Putih disebut telah menerima permohonan grasi dari Zhao dan Binance. Menurut sumber yang mengetahui, permohonan tersebut sedang dalam tahap peninjauan. Hal ini menjadi fakta mengejutkan bahwa Zhao akan kembali berkiprah di industri kripto, setelah tersandung kasus besar.
Dalam percakapan pribadi dengan eksekutif lain, penasihat Trump disebut-sebut membahas peluang grasi untuk Zhao dan mempertimbangkan dampak politiknya.
Kabar ini memicu kekhawatiran dari kubu Demokrat. Senator Richard Blumenthal menuding langkah ini sebagai bentuk penyalahgunaan kewenangan grasi demi keuntungan pribadi presiden, keluarga, dan kolega, serta memberi jalan bagi pelaku kejahatan kembali ke pasar kripto yang minim regulasi.
"Ini membuka jalan emas menuju kesepakatan tambahan," kata Senator Richard Blumenthal dari Connecticut, dikutip dari New York Times, Senin (11/8/2025). Ia telah meminta informasi dari Gedung Putih dan World Liberty terkait hubungan perusahaan itu dengan Binance dan upaya lobi grasi.
Di media sosial, Zhao menepis tuduhan bahwa hubungan Binance dengan World Liberty terkait kampanye pengampunannya.
Pada Mei lalu, ia mengakui bahwa sebuah perusahaan modal ventura menggunakan koin digital buatan World Liberty untuk berinvestasi di Binance, namun berpendapat bahwa mata uang yang digunakan dalam transaksi semacam itu "lebih banyak ditentukan oleh pilihan pihak pembayar."
Jika grasi dikabulkan, Binance bisa menghapus hambatan lisensi di AS, yang sempat mandek sejak pengakuan bersalah. Dalam podcast pada Juli, Zhao mengatakan Binance ingin kembali hadir di Amerika Serikat.
"Ada regulasi yang berlaku, jadi kita harus melangkah selangkah demi selangkah," ujarnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Binance Terima Rp 32 Triliun dari Arab, Dibayarnya Tidak Pakai Duit
