Rekening Auto Ludes, Awas Penipuan Makin Banyak Jerat Warga RI 2025

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
23 October 2025 15:50
Flexing di Medsos, Sasaran Empuk Penipu Online Kuras Rekening
Foto: Infografis/ Flexing di Medsos, Sasaran Empuk Penipu Online Kuras Rekening/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan siber terus terjadi dan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sepanjang 2024 hingga 2025, peningkatannya dilaporkan lebih dari dua kali lipat di Indonesia.

Anton Dwi Suhartanto, selaku Security Strategist ITSEC mengutip data riset dari berbagai sumber mengungkapkan ada 96 insiden siber selama periode tersebut. Khusus untuk tahun 2024 sebanyak 36 kejadian.

"Kita lihat dari 2024 setelah 1 tahun full year-on-year itu ada 36 serangan yang terjadi. Sedangkan di tahun 2025 itu ternyata meningkat," kata Anton dalam pemaparan di acara "Is The Securities Industry Ready for TheĀ Next Wave of Cyber Threats?", Jakarta, Kamis (23/10/2025).


Salah satu sektor yang jadi sasaran serangan ada industri layanan keuangan. Korbannya bukan hanya bank, namun juga menimpa industri broker hingga sekuritas.

Jenis serangannya pun beragam. Mulai dari web attack, bocornya informasi sensitif dan serangan DDoS.

Serangan ransomware juga digunakan penyerang sepanjang periode tersebut. Dia menjelaskan korban akan diminta bayaran tertentu untuk membebaskan data yang berhasil diambil.

Jika data tersebut tidak ditebus, maka akan segera dipublikasikan di berbagai web ataupun forum peretas.

"Jadi serangannya cukup beragam, ransomware mungkin dari kita semua pernah mengalami serangan tersebut. Bahkan modusnya pun ransomware itu ternyata tidak hanya merusak data atau informasi, ternyata juga melakukan pencurian," jelasnya.

"Jadi threat actor-threat actor dari ransomware itu tidak hanya merusak. kalau dulu kan oke dirusak, terus mau datanya dikembalikan, bayar sekian. Ternyata kalau tidak mau bayar data tersebut juga akan di-publish, di dark web, di deep web, di hacker forum dan lain sebagainya," dia menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Anton menjelaskan bocornya data kredensial bisa dimanfaatkan oleh siapapun. Bukan hanya para pelaku serangan, mereka yang tidak sengaja menemukan kebocoran juga bisa memanfaatkannya.

"Jadi siapapun bisa memanfaatkan, bisa jadi ya tentu saja kalau sudah dimanfaatkan intensinya buruk, bisa jadi macam-macam sampai terdapat beberapa kasus yang terjadi di belakangan ini," ujar Anton.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maling Rekening Rp 6,5 Triliun Ditangkap, Ternyata Bocah 17 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular