
Starlink Diblokir, Ternyata Marak Dipakai Penipu Kuras Rekening

Jakarta, CNBC Indonesia - Internet berbasis satelit Starlink milik SpaceX yang dipimpin oleh Elon Musk ternyata banyak dimanfaatkan oleh maling atau penipu untuk menguras rekening korban. Komite bipartisan di Kongras Amerika Serikat (AS) pada Juli lalu memulai investigasi terkait keterlibatan Starlink dalam menyediakan akses internet ke pusat penipuan (scam centre) di Myanmar.
Pusat penipuan di Myanmar tidak hanya melakukan aksi menguras rekening korban secara online, tetapi juga terlibat dalam perdagangan manusia (human-trafficking). Pada Februari lalu, China, Thailand, dan Myanmar, memaksa milisi pro-junta Myanmar untuk berjanji membasmi pusat-pusat penipuan yang ada di negara tetangga Indonesia.
Sebanyak 7.000 pekerja paksa di pusat penipuan Myanmar telah dibebaskan beberapa saat lalu dan dipindahkan ke Thailand. Sebagian besar merupakan warga negara China. Para korban kerja paksa mengaku mendapat perlakuan kejam selama berada di pusat-pusat penipuan di Myanmar.
Terbaru, SpaceX mengatakan telah memblokir lebih dari 2.500 perangkat Starlink yang terkoneksi ke scam centre di Myanmar. Langkah ini dilakukan setelah SpaceX mendapat tekanan dari politisi dan berbagai pihak untuk menindak tegas para penipu yang menggunakan akses internet Starlink.
"Perusahaan secara proaktif mendeteksi dan memblokir lebih dari 2.500 perangkat Starlink di sekitar lokasi yang diduga sebagai scam centre," kata Lauren Dreyer, VP Business Operations Starlink, melalui unggahan di X, dikutip dari TheRecord, Kamis (23/10/2025).
Ia menambahkan SpaceX juga bekerja sama dengan otoritas di seluruh dunia dalam membasmi penyalahgunaan Starlink yang tidak sesuai kebijakan perusahaan dan hukum yang berlaku.
Tidak jelas kapan perangkat-perangkat tersebut dinonaktifkan. SpaceX tidak segera menanggapi pertanyaan lebih lanjut.
Para advokat yang memerangi perdagangan manusia menuduh SpaceX selama berbulan-bulan memfasilitasi operasi penipuan dengan tidak menindak penggunaan Starlink untuk kejahatan siber.
Tinjauan Wired terhadap data koneksi HP awal tahun ini menemukan bahwa teknologi Starlink digunakan di setidaknya 8 scam centre di dekat perbatasan Thailand. Pada Februari lalu, pemerintah Thailand memutus akses listrik dan internet ke beberapa kompleks di seberang perbatasan dalam upaya untuk membatasi akses para penjahat ke alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan penipuan.
Namun, Starlink dilaporkan mengisi kekosongan tersebut, yang menyebabkan seorang politisi Thailand mengirimkan cuitan kepada Elon Musk dan memintanya untuk menangani masalah ini.
Pada Juli lalu, Senator Maggie Hassan (D-N.H.) juga mendesak Musk dan SpaceX untuk menindak penggunaan Starlink untuk aktivitas ilegal.
"SpaceX memiliki tanggung jawab untuk mengakui peran apa pun yang dimainkan Starlink dalam memfasilitasi penipuan yang berasal dari Asia Tenggara, untuk mencegah para penjahat ini menggunakan layanannya untuk menargetkan warga AS," tulisnya.
Unggahan Dreyer terkait penutupan Starlink menyusul pengumuman pada awal pekan ini oleh pemerintah Myanmar yang menyebut mereka telah menghentikan operasi penipuan besar-besaran di perbatasan dengan Thailand dan telah menyita puluhan perangkat Starlink.
Pihak berwenang menahan lebih dari 2.000 orang dalam penggerebekan di KK Park, sebuah kompleks kejahatan siber terkenal di pinggiran Myawaddy.
Myanmar baru-baru ini mengalami beberapa penggerebekan besar-besaran di kompleks penipuan yang menjadi berita utama dan mengakibatkan penangkapan, serta pembebasan ribuan pekerja paksa.
Meskipun demikian, pembangunan di kompleks-kompleks sekitar Mandalay sedang marak, bahkan setelah penggerebekan, menurut laporan AFP pekan lalu.
Menyusul tindakan keras yang dipimpin China terhadap pusat-pusat penipuan di wilayah Kokang pada 2023, pengadilan China pada September lalu menjatuhkan hukuman mati kepada 11 anggota keluarga kriminal Ming karena menjalankan operasi penipuan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Starlink Tutup Pendaftaran Pelanggan Baru di RI, Ini Alasannya
