Muncul Cahaya Misterius di Pusat Antariksa, Ilmuwan Bingung
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan cahaya sinar gamma misterius yang berasal dari dekat pusat Galaksi Bima Sakti telah menjadi perhatian para astronom selama beberapa dekade. Ada banyak spekulasi yang beredar, tetapi dua teori paling sering muncul.
Pertama, cahaya itu diduga merupakan hasil tabrakan partikel-partikel materi gelap. Asumsi kedua, cahaya itu diduga berasal dari bintang neutron yang berputar cepat atau disebut pulsar.
Terbaru, laporan yang dipublikasikan di jurnal Physical Review Letters mengungkap teori yang kemungkinan tak memberikan jawaban memuaskan bagi banyak orang. Laporan itu menyebut kedua teori yang beredar sama-sama memiliki kemungkinan benar.
Namun, ada risiko-risiko yang harus dihadapi jika terbukti benar. Jika teori pertama benar, artinya cahaya itu merupakan bukti konkret pertama tentang adanya materi gelap, yakni benda misterius yang dipercaya menyusun lebih dari 26% alam semesta.
"Materi gelap mendominasi semesta dan menyatukan galaksi-galaksi," kata co-author laporan tersebut, sekaligus profesor astronomi di Johns Hopkins, Joseph Silk, dalam sebuah pertanyaan.
"Hal ini sangat penting dan kami terus menerus memikirkan ide-ide tentang bagaimana kami dapat mendeteksinya," ia menambahkan.
Menurutnya, keberadaan cahaya sinar gamma di tengah galaksi kita kemungkinan menjadi petunjuk pertama bahwa materi gelap memang benar-benar ada.
Silk dan para koleganya menciptakan peta materi gelap untuk mengidentifikasi di mana lokasinya. Para ilmuwan percaya bahwa miliaran tahun lalu sistem materi gelap yang lebih kecil seperti galaksi berkumpul di pusat yang sekarang dikenal sebagai Bima Sakti, yang menyebabkan meningkatnya tabrakan antargumpalan.
Dengan mensimulasikan tabrakan ini, para peneliti menemukan bahwa peta materi gelap mereka tumpang tindih dengan peta sinar gamma yang ada, yang dihasilkan dengan data dari Teleskop Luar Angkasa Sinar Gamma Fermi NASA.
Meskipun ini merupakan kecocokan yang menarik, para ilmuwan masih jauh dari menyimpulkan bahwa cahaya di inti galaksi kita adalah hasil dari materi gelap. Sangat mungkin pulsar adalah penyebabnya.
Untungnya, teleskop sinar gamma yang akan datang, yang dijuluki Cherenkov Telescope Array Observatory, dapat memperjelas hal tersebut. Proyek multinasional ini akan terdiri dari 60 teleskop di dua lokasi, satu di Pulau La Palma, Spanyol, dan satu lagi di Gurun Atacama, Chili, untuk menyelidiki sumber-sumber sinar gamma dari galaksi.
Dengan gambar-gambar beresolusi lebih tinggi ini, para peneliti berharap dapat mengungkap sumber cahaya misterius di pusat galaksi kita yang telah membingungkan para astronom selama beberapa dekade.
"Sinyal yang bersih akan menjadi bukti kuat, menurut saya," kata Silk dalam pernyataan tersebut.
Untuk saat ini, Silk dan rekan-rekannya sedang menyelidiki galaksi-galaksi kecil tetangga lainnya untuk mencari materi gelap dan apakah distribusinya sesuai dengan peta sinar gamma yang ada.
"Mungkin saja kita akan melihat data baru dan mengonfirmasi satu teori di atas yang lain," Silk menyimpulkan.
"Atau mungkin kita tidak akan menemukan apa pun, yang dalam hal ini akan menjadi misteri yang lebih besar untuk dipecahkan," ia menuturkan.
(fab/fab)