Maling Mengaku Bobol Pabrik Miras Raksasa, Ungkap Hasil Curian

Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 09/10/2025 16:00 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok ransomware 'Qilin' mengaku bertanggung jawab atas serangan besar-besaran yang melumpuhkan produksi raksasa minuman keras (miras) Jepang, Asahi Group Holdings. Alhasil, bir kering populer 'Asahi Super Dry' sempat mengalami kelangkaan stok di peritel.

Serangan yang mengganggu sistem pemesanan dan pengiriman barang sempat membuat Asahi terpaksa menghentikan produksi di pabrik. Namun, operasional sudah kembali berjalan sejak 2 Oktober 2025.


Qilin merupakan kelompok ransomware yang mulai aktif sejak Juli 2022. Seperti ransomware pada umumnya, serangan dilakukan dengan mengenkripsi data korban, lalu menuntut tebusan dalam nominal tertentu.

Dikutip dari Reuters, Kamis (9/10/2025), Qilin menunggah 29 gambar pada website-nya pada Selasa (7/10). Kelompok itu mengklaim gambar-gambar tersebut merupakan dokumen internal Asahi Group.

Qilin mengklaim telah mencuri lebih dari 9.300 file berukuran sekitar 27GB. Reuters tidak bisa segera memverifikasi keaslian dokumen-dokumen tersebut.

Juru bicara Asahi Group Holdings mengatakan melalui email bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus penyerangan yang menimpa pabriknya. Perusahaan menolak berkomentar terkait klaim Qilin.

Qilin juga tak segera merespons permintaan komentar. Sejak 2022, Qilin telah mengklaim 870 serangan siber, menurut data yang dikumpulkan platform penelitian kejahatan siber eCrime.

Pada Juni 2024, Qilin meretas Synnovis yang merupakan penyedia layanan diagnostik Inggris. Pada Juni 2025, otoritas setempat mengatakan serangan itu berkontribusi terhadap kematian seorang pasien di London.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Serangan Siber Kian Brutal, Ini Cara Keamanan Siber Melindungi!