
Trump Gagal Total, China Ternyata Lebih Pintar

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian larangan dan pembatasan Amerika Serikat (AS) nyatanya tak begitu berdampak pada perkembangan teknologi China. Sebuah laporan menemukan Beijing menemukan celah mendapatkan teknologi mutakhir di tengah serangkaian larangan itu.
Laporan Komite Khusus DPR AS mengenai China mengungkapkan Beijing berhasil mendapatkan peralatan chip yang bukan keluaran AS. Ini disebabkan karena aturan yang tidak konsisten dari AS, Jepang hingga Belanda.
Bahkan hingga tahun lalu, China bisa membeli peralatan canggih mencapai US$38 miliar atau sekitar Rp 631,3 triliun. Angka tersebut untuk membeli alat dari lima pemasok peralatan semikonduktor tanpa melanggar hukum.
Jumlah uang yang dibelanjakan China juga mengalami peningkatan 66% dari tahun 2022. Tiga tahun lalu pembatasan ekspor alat lebih banyak diterapkan kepada China.
"Penjualan ini membuat China kian kompetitif dalam memproduksi sejumlah semikonduktor, dengan implikasi mendalam untuk hak asasi manusia dan nilai demokrasi di seluruh dunia," jelas laporan tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (8/10/2025).
Laporan itu juga mengatakan angka itu menyumbang 39% dari total penjualan Applied Materials, Lam Research, KLA, ASML, dan Tokyo Electron.
Laporan itu membuat panik AS. Bahkan meminta adanya larangan lebih luas pada China.
Termasuk untuk melakukan pembatasan lebih ketat pada komponen yang digunakan China yang bisa mengembangkan chip-nya sendiri.
Selama bertahun-tahun, pemerintahan AS memang terus berupaya membatasi China untuk mengembangkan teknologi. termasuk untuk memproduksi mikro chip yang memegang peranan penting pada AI dan modernisasi militer.
Peneliti senior di lembaga Foundation for Defense of Democracies, Craig Singleton mengatakan China tengah menulis ulang rantai pasokannya sendiri.
"Yang dulunya menjadi segmen alat khusus, kini jadi medan tempur," ungkap dia.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap Alasan China Makin Kuat Usai Diblokir Total Trump
