China Pepet Amerika, Manusia Rp 2.600 Triliun Tebar Peringatan
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China diketahui sebagai dua negara besar yang kerap bermusuhan satu sama lain di berbagai sektor. Termasuk berkompetisi membuat teknologi paling canggih di dunia.
CEO Nvidia Jensen Huang punya prediksinya sendiri soal siapa yang memang. Pria dengan kekayaan Rp 2.600 triliun itu mengatakan China hanya tertinggal 'nanodetik' di belakang AS.
"Jadi kita harus bersaing," kata Huang dikutip dari Yahoo Finances, Senin (6/10/2025).
Dia menyoroti berbagai kemajuan China pada pembuatan chip dan manufakturnya. Mulai dari banyaknya sumber daya manusia berbakat, budaya kerja dinamis dan persiangan internal di seluruh provinsi.
Selain itu, investasi asing juga jadi nilai tambah sendiri. Huang berharap dan yakini, China bisa tetap terbuka pada investasi luar.
Dalam catatannya, Beijing juga telah berjanji untuk mempertahankan kondisi 'pasar terbuka'.
"Kepentingan terbaik China adalah perusahaan asing berinvestasi di China, bersaing di China dan punya persaingan yang dinamis," ujarnya.
Nvidia sendiri diketahui berada di tengah-tengah perang dua negara. Perusahaan harus menghadapi larangan AS dan tak diterima di China.
Huang mengatakan sebaiknya Washington mengizinkan industri teknologi dalam negerinya untuk bersaing global, termasuk di China.
Cara itu, dia menambahkan bisa menjadi jalan menyebarkan teknologi di seluruh dunia. Jadi dapat memaksimalkan keberhasilan ekonomi dan berdampak pada geopolitik AS.
(dem/dem)