Manusia Flores Cerdas Walau Otaknya Kecil, Diungkap Ahli Amerika

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 30/09/2025 07:45 WIB
Foto: Dalam foto yang diambil 14 September 2009 ini, para pekerja bekerja di lokasi penggalian gua Liang Bua tempat ditemukannya sisa-sisa Homo floresiensis di Ruteng, pulau Flores, Indonesia. (AP/Achmad Ibrahim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rahasia tubuh mungil Homo floresiensis atau manusia Flores terungkap. Makhluk yang disebut juga sebagai Hobbit itu memiliki tinggi hanya sekitar 106 cm, jauh lebih pendek dari rata-rata manusia biasanya.

Ciri spesifik lain dari makhluk itu adalah otak berukuran kecil, tidak memiliki dagu, serta telapak kakinya rata.

Tim peneliti dari Western Washington University, yakni Tesla Monson selaku Professor Anthropology dan Andrew Weitz yang merupakan Asisten Profesor Antropologi, berupaya mencari jawaban dari keanehan tersebut.


Menurut kedua peneliti itu, ukuran tubuh manusia Flores terkait adaptasi pada kondisi lingkungan di pulau tersebut. Hal serupa juga terjadi pada beberapa makhluk lain dalam 60 juta tahun terakhir.

"Mengembangkan ukuran tubuh kecil untuk adaptasi hidup di pulau terkecil disebut nanisme insular. Banyak contoh mamalia lain yang juga kecil di pulau-pulau selama 60 juta tahun terakhir," jelas mereka, dikutip dari Science Alert, Senin (29/9/2025).

"Salah satu contoh paling relevan adalah gajah kerdil, Stegodon sondaarii di Flores dan diburu Homo Floresiensis untuk makanan," imbuh keduanya.

Menurut mereka, makhluk mini seperti manusia Flores dan Homo luzonensis yang juga dari Asia Tenggara terjadi karena efek ekologis akibat makanan yang terbatas dan kurangnya predator besar.

Selain itu juga ada faktor perlambatan pertumbuhan saat anak-anak. Namun fakta ini bukan diartikan berarti manusia Flores tak cerdas.

Biasanya ukuran otak dan tubuh akan saling terkait. Manusia yang berukuran besar, misalnya, memiliki otak lebih besar bergitu juga sebaliknya.

Meski begitu ukuran otak tak menentukan kemampuan kognitif. Kedua peneliti juga mencatat para Hobbit membuat banyak peralatan untuk fungsi yang berbeda.

"Penelitian kami mendukung ukuran tubuh mereka yang kecil dari perlambatan selama masa kanak-kanak. Namun prosesnya hanya berdampak kecil pada fungsi otak atau kognitif. Hipotesis kami Hobbit memang kecil, namun sangat cakap," jelas kedua orang itu.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kecanggihan Inovasi Cloud & AI Perkuat Ekosistem Digital RI