
RI Nomor Satu Paling Parah Sedunia, Harus Belajar dari Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi konten digital yang berlebihan lewat HP dan perangkat lainnya membawa banyak dampak negatif dan berpotensi membuat kecanduan. Sebagai negara dengan tingkat "kencanduan" HP paling parah, RI bisa belajar dari langkah sebuah kota di Jepang.
Kota Toyoake di Prefektur Aichi, Jepang, memberlakukan aturan baru yang membatasi penggunaan HP, konsol gim, dan perangkat digital lainnya maksimal dua jam per hari di luar aktivitas sekolah dan pekerjaan. Aturan ini mulai berlaku pada 1 Oktober mendatang.
Kebijakan ini disahkan oleh majelis kota pada 22 September 2025. Meski tidak disertai sanksi, aturan tersebut dikeluarkan di tengah kekhawatiran meningkatnya dampak negatif dari paparan teknologi berlebihan, demikian dikutip dari Japan Today, Kamis (25/9/2025).
Peraturan itu mengingatkan bahaya penggunaan perangkat digital berlebihan, terutama untuk menonton video secara terus-menerus, yang bisa menimbulkan masalah seperti gangguan tidur dan menurunnya interaksi keluarga.
Dalam aturan lebih terperinci, anak-anak sekolah dasar diminta untuk tidak menggunakan ponsel setelah pukul 21.00, sedangkan siswa SMP ke atas dibatasi hingga pukul 22.00. Ditekankan pula bahwa tidur cukup penting bagi pertumbuhan fisik dan mental anak di bawah usia 18 tahun.
Peraturan ini juga mendorong orang tua untuk membuat aturan penggunaan perangkat di rumah. Pemerintah kota menjanjikan akan menyiapkan sistem konsultasi untuk membantu para orang tua terkait penggunaan gawai pada anak.
Wali Kota Toyoake, Masafumi Kouki, menjelaskan pembatasan ini dibuat berdasarkan pedoman tidur sehat dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
Rata-rata penggunaan perangkat pada hari kerja dihitung sekitar dua jam, dan jika melebihi waktu tersebut berisiko menyebabkan kurang tidur.
RI Kecanduan parah
Terpisah, laporan Digital 2025 Global Overview Report menyebut sebanyak 98,7% masyarakat Indonesia berusia 16 tahun ke atas menggunakan ponsel untuk mengakses internet, melampaui Filipina dan Afrika Selatan yang sama-sama mencatat angka 98,5%.
Tak hanya itu, laporan tersebut juga mengungkap, masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 7 jam 22 menit sehari untuk berselancar di dunia maya, jauh di atas rata-rata global yang hanya 6 jam 38 menit.
Meski demikian, soal total waktu online, Indonesia masih berada di bawah Afrika Selatan dan Brasil, di mana warga kedua negara itu menghabiskan lebih dari 9 jam sehari di internet.
Dominasi ponsel sebagai perangkat utama internetan di Indonesia juga tercermin dari data lainnya. Sebanyak 63% masyarakat Indonesia memilih menggunakan ponsel untuk mengakses internet, jauh melampaui pengguna komputer yang hanya 37%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.
Tak hanya dari sisi perangkat, waktu penggunaan internet melalui ponsel di Indonesia juga mengungguli rata-rata dunia.
Orang Indonesia rata-rata menghabiskan 4 jam 38 menit per hari dengan ponsel, sedangkan rata-rata global hanya 3 jam 46 menit.
Sementara itu, penggunaan komputer untuk internetan di Indonesia tercatat hanya 2 jam 43 menit per hari, sedikit di bawah rata-rata global 2 jam 52 menit.
Secara demografi, perempuan usia 16-24 tahun menjadi kelompok yang paling sering mengakses internet lewat ponsel, dengan durasi mencapai 4 jam 44 menit per hari.
Sedangkan laki-laki, khususnya yang berusia 25-44 tahun, lebih banyak menggunakan komputer untuk mengakses internet, meski waktunya tak sepanjang pengguna ponsel.
Data ini mempertegas bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat bergantung pada internet, terutama melalui ponsel. Kebiasaan ini diprediksi akan terus meningkat seiring makin cepatnya adopsi teknologi digital di Tanah Air.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dokumen Internal Facebook Bocor, Isinya Rencana Tak Terduga
