
Amerika Blokir Israel, Aktivitas Gelap Incar Warga Palestina Terungkap

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Microsoft mengungkapkan telah menyetop sejumlah layanan pada Kementerian Pertahanan Israel. Pengumuman itu terjadi setelah laporan mengenai penyimpanan panggilan telepon masyarakat Palestina menyebar ke publik.
Laporan The Guardian pada Agustus lalu mengatakan Unit 8200 Pasukan Pertahanan Israel membangun sistem untuk melakukan pelacakan telepon. Presiden dan wakil ketua Microsoft Brad Smith mengungkapkan pihaknya menemukan bukti dari sejumlah elemen laporan tersebut.
"Sementara peninjauan masih berlangung, kami menemukan bukti yang mendukung beberapa elemen laporan The Guardian," jelasnya dalam surat kepada karyawan perusahaan, dikutip CNBC Internasional, Jumat (26/9/2025).
"Bukti mencakup informasi soal konsumsi IMOD atas kapasitan penyimpanan Azure di Belanda dan penggunaan layanan AI," dia menambahkan.
Smith mengatakan Microsoft telah menonaktifkan layanan penyimpanan berbasis cloud dan langganan kecerdasan buatan untuk Kementerian Pertahanan Israel.
Tidak ada data pelanggan pada jenis tinjauan yang dilakukan, ungkapnya. Tak lupa, Smith juga berterima kasih kepada The Guardian atas laporannya.
Menurutnya, Microsoft punya kepentingan bersama untuk melindungi privasi. Termasuk memastikan pelanggan bisa mengandalkan layanan dengan kepercayaan yang kuat.
"Sebagai karyawan, kita semua punya kepentingan bersama dalam perlindungan privasi, mengingat nilai bisnis yang diciptakannya untuk memastikan pelanggan kami bisa mengandalkan layanan dengan kepercayaan yang kuat," ucap Smith.
The Guardian juga telah melaporkan Unit 8200 akan memindahkan pasokan panggilan teleponnya ke raksasa layanan cloud dunia Amazon Web Services. Namun pihak perusahaan belum berkomentar soal laporan tersebut.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Tarif Trump: Harga Xbox Naik, Jadi Segini!
