Kebohongan Terbesar CEO Dibongkar Pencipta AI, Karyawan Harus Waspada

Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 11/09/2025 20:20 WIB
Foto: Pegawai beraktivitas pada salah satu gedung perkantoran pada hari pertama kerja tahun 2025 di Jakarta, Kamis (2/1/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Geffrey Hinton, ilmuwan pemenang Nobel yang dikenal sebagai "bapak AI" memberikan peringatan keras. Teknologi kecerdasan buatan (AI), menurutnya, bakal menyebabkan PHK massal di seluruh dunia.

Gelar godfather of AI diberikan kepada Hinton karena jasanya menciptakan teknologi jejaring saraf (neural network) yang menjadi fondasi pengembangan kemampuan AI.

Namun, ia mengkritik keras para CEO perusahaan teknologi yang mengubar janji soal dampak positif AI untuk masa depan.


"Apa yang akan terjadi adalah orang kaya menggunakan AI daripada membayar karyawan. Akan tercipta pengangguran besar-besaran dan profit perusahaan melonjak. Kekayaan beberapa orang bakal naik pesat, tetapi kebanyakan orang bakal makin miskin. Bukan salah AI. Ini akibat sistem kapitalis," kata Hinton dalam wawancara dengan Financial Times yang dikutip oleh Futurism.

Hinton adalah pemimpin tim Google Brain tetapi telah hengkang dari Google sejak 2023. 

Menurut Futurism, dampak AI terhadap lapangan pekerjaan sudah tampak ditandai dengan langkah PHK massal di banyak perusahaan di dunia. Namun, dampaknya terhadap laba belum signifikan.

Sam Altman, CEO perusahaan pencipta ChatGPT yaitu OpenAI, menyarankan penetapan upah minimum (universal basic income) untuk mengurangi dampak PHK akibat AI. Namun menurut Hinton, langkah tersebut tidak berpengaruh terhadap dampak AI terhadap martabat manusia yang kehilangan tujuan.

Hinton memperkirakan AI bisa mencapai level kecerdasan super atau super intelligent yaitu melampaui kecerdasan manusia paling pintar paling lama 20 tahun lagi.

"Kebanyakan ilmuwan sepakat antara 5 dan 20 tahun. Itu tebakan terbaik," katanya.

Pencapaian AI yang lebih cerdas dari manusia, menurutnya tak bisa dicegah. Ia meminta agar generasi mudah untuk mencari solusi dan tak usah berpura-pura semua baik-baiks aja.

"Kenapa generasi mudah harus tetap bersikap positif. Mungkin mereka lebih berusaha jika mereka tidak hanya memandang semuanya positif. Jika ada alien yang diperkirakan tiba 10 tahun lagi, apakah semua akan bilang 'mari tetap' positif', tidak. Jika tetap positif berarti berpura-pura tidak ada yang terjadi, saya rasa tidak benar jika 'tetap positif," kata Hinton.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Intip Kekuatan Keamanan Siber Bantu Bisnis Lawan Hacker Era AI