Trump Acak-acak Raksasa Teknologi, Begini Dampaknya

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
26 August 2025 11:40
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung. (Tangkapoan Layar Video/Reuters)
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung. (Tangkapoan Layar Video/Reuters)

Jakarta, CNBC Indonesia - Intel mengungkapkan adanya risiko besar setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump yang menguasai 9,9% saham di perusahaan tersebut.

Dalam dokumen ke otoritas bursa, Intel menyebut kepemilikan saham pemerintah bisa mengganggu bisnis internasional hingga membatasi peluang mendapatkan hibah pemerintah di masa depan.

Hal ini terjadi setelah Trump mengonversi hibah senilai US$11 miliar menjadi saham Intel. Langkah ini merupakan intervensi terbaru Presiden Donald Trump terhadap korporasi besar di Amerika.

Meski CEO Intel Lip-Bu Tan menegaskan pihaknya tidak membutuhkan dana hibah tersebut.

"Saya tidak membutuhkan hibah itu. Tapi saya menantikan pemerintah AS menjadi pemegang saham kami," ujarnya dalam video yang dirilis Departemen Perdagangan, dikutip dari Reuters, Selasa (26/8/2025).

Namun, Intel menyoroti sejumlah ketidakpastian, termasuk potensi pemerintah lain menolak memberikan hibah baru atau mengubah hibah yang ada menjadi kepemilikan saham.

Adapun saham Intel akan diakuisisi dari hibah belum dibayarkan senilai US$5,7 miliar dalam Undang-undang CHIPS and Science 2022 serta US$3,2 miliar yang diberikan untuk program Secure Enclave tahun lalu pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

Intel juga memperingatkan dampak terhadap bisnis global, mengingat pemerintah AS kini menjadi pemegang saham besar. Kondisi ini dapat membuat perusahaan menghadapi regulasi tambahan, termasuk aturan subsidi asing dari negara lain.

Padahal, 76% pendapatan Intel tahun lalu berasal dari penjualan internasional, dengan China menyumbang 29%.

Selain itu, saham baru yang diterbitkan kepada pemerintah dengan harga diskon akan bersifat dilutif bagi pemegang saham lama. Pemerintah membeli saham dengan potongan US$4 dari harga penutupan US$24,80 pada Jumat lalu. Saham Intel sempat naik 2% pada awal perdagangan Senin menjadi US$25,25.

Dokumen Intel juga menyebut bahwa kewenangan besar pemerintah AS dalam hukum dan regulasi bisa membatasi langkah perusahaan dalam melakukan transaksi yang menguntungkan pemegang saham.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Pahit dari Raksasa Teknologi Intel: Bakal Ada PHK Besar-Besaran!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular