Heboh Pedagang China Pakai KTP Warga RI, Ini Kata Pengusaha Ecommerce

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
25 August 2025 15:55
Ilustrasi ecommerce. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi ecommerce. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesian E-commerce Association (idEA) menanggapi viralnya kabar soal warga negara asing (WNA) asal China yang diduga berjualan di platform e-commerce Indonesia menggunakan identitas lokal. Ia menegaskan, isu tersebut perlu diverifikasi lebih lanjut bersama pihak terkait.

"Pada prinsipnya, setiap penjual wajib mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia, dan platform bertugas menyediakan wadah serta memastikan proses verifikasi identitas sesuai ketentuan," kata Sekjen idEA Budi Primawan kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Senin (25/8/2025).

Isu ini sebelumnya ramai di media sosial Threads, ketika sebuah akun mengunggah tangkapan layar aktivitas di aplikasi Douyin China yang memperlihatkan praktik jual beli akun e-commerce Indonesia, termasuk TikTok dan Shopee, dengan menggunakan KTP orang Indonesia.

Budi menegaskan, tanggung jawab utama mengenai asal-usul dan legalitas barang yang diperjualbelikan tetap berada pada penjual, bukan platform.

"Asal usul barang adalah penjual yang tahu. Platform hanya menjadi forum untuk pedagang menjual dan konsumen membeli. Platform tidak punya kemampuan ataupun resources untuk memverifikasi setiap barang. Ini sejalan dengan konsep 'safe harbor'," jelas Budi.

"Artinya tanggung jawab platform mengecek smua dokumentasi, termasuk ktp, karena kita hanya mampu disitu," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa fokus asosiasi adalah menjaga ekosistem e-commerce tetap sehat, adil, dan transparan.

Budi menyebut, baik UMKM lokal maupun pelaku usaha lain diharapkan dapat bersaing secara setara, sementara konsumen juga mendapatkan kepastian informasi dan perlindungan yang memadai.

Sementara itu, terkait kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tokopedia, Budi menegaskan asosiasi tidak dalam posisi untuk mengonfirmasi jumlah karyawan yang terdampak. Itu merupakan kewenangan internal perusahaan.

"Yang bisa kami sampaikan, setiap keputusan efisiensi tentu melalui pertimbangan bisnis yang kompleks, termasuk penyesuaian strategi setelah adanya dinamika industri dan perubahan model operasi," pungkasnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga AS Ramai-ramai Serbu Produk China, Tarif Trump Sia-sia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular