Warga RI Banyak yang Pindah, Begini Cara Baru Belanja Online

Novina Putri Bestari,  CNBC Indonesia
14 November 2025 08:25
Ilustrasi ecommerce. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi ecommerce. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Videocommerce jadi cara baru masyarakat Indonesia untuk berbelanja online. Fitur tersebut menyediakan penawaran membeli belanja lewat unggahan video di platform online.

Laporan e-Conomy SEA 2025 dari Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat volume transaksi berjumlah 2,6 miliar transaksi. Angka itu naik signifikan mencapai 90% secara tahunan.

Kategori terbanyak dalam videocommerce masih didominasi oleh fashion dan aksesori (28%) dan perawatan diri serta kecantikan (20%). Laporan itu juga menyebutkan 10 penjual teratas menyumbang 20% total transaksi dari setiap kategori.

Sementara nilai pesanan rata-rata (AOV) untuk layanan videocommerce di Indonesia sebanyak US$4,5-US$6 (Rp 75.200-Rp 100 ribu). Jumlah itu lebih rendah dari keseluruhan nilai pesanan rata-rata di Asia Tenggara berjumlah US$6-US$7 (Rp 117 ribu) per orang.

e-Conomy SEA 2025 juga mencatat ada 800 ribu penjual dan toko di Indonesia yang menggunakan layanan videocommerce, lompat 75% dari tahun sebelumnya.

Country Director Google Indonesia, Veronica Utami menjelaskan mengapa videocommerce disukai banyak orang. Salah satunya karena fenomena yang menarik karena menggabungkan konten dengan proses berbelanja.

"Dan dari awal Indonesia itu memang suka menonton video gitu ya. Dari pertumbuhan waktu tonton Youtube aja, kita lihat waktu tontonnya naik 20% dari tahun ke tahun ini," kata Veronica, Kamis (13/11/2025).

Dia menambahkan adanya unsur kepercayaan pada kreator. Misalnya di YouTube, 92% penggunanya percaya pada kreator saat mengambil keputusan berbelanja.

"Tentunya juga dengan pertumbuhan jumlah merchant, jumlah toko, yang tadi saya bilang ada 800 ribu pertumbuhannya 75% dari tahun ke tahun kalau tidak salah, itu juga kan berarti pilihannya semakin banyak untuk konsumen juga," jelasnya.

Dalam laporan yang sama, disebutkan jika pendapatan videocommerce mencakup 25% dari total GMV e-commerce seluruh Asia Tenggara. Terdapat kenaikan kurang dari 5% dari 2022 lalu.

Di seluruh Asia Tenggara terdapat lebih dari 3 juta penjual dan toko yang menggunakan videocommerce, naik 80% year-on-year. Volume transaksi melonjak 50% mencapai lebih 6,5 miliar


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mal RI Diserbu 'Rojali', Pengusaha Ecommerce Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular