
Ilmuwan Hilang 66 Tahun, Ketemu di Dalam Es

Jakarta, CNBC Indonesia - Jasad mendiang Dennis Bell akhirnya ditemukan setelah meninggal 66 tahun lalu. Survei Antartika Inggris melaporkan temuan jasad meteorologi Inggris itu pada sebuah gletser.
Bell diketahui pernah bekerja untuk Survei Antartika Inggris (BAS) yang dulunya bernama Survei Ketergantungan Kepulauan Falkland. Dia ditempatkan di Pulau King George untuk bertugas pada pangkalan penelitian selama dua tahun.
Kemudian, dia yang berusia 25 tahun kemudian meninggal di Admiralty Bay di Pulau King George, 120 Km dari pantai Antartika pada 26 Juli 1959.
Bell diketahui terjatuh di celah jurang es yang dalam saat mendaki dan mengamati gletser bersama tiga pria lainnya. Namun jasadnya tidak ditemukan hingga 66 tahun kemudian.
Jasad Bell ditemukan pada 19 Januari 2025 di sebuah gletser yang surut oleh dari tim Stasiun Antartika Polandia Henryk Arctowski, dikutip dari ABC, Kamis (14/8/2025).
Bukan hanya jasadnya, tim juga menemukan lebih dari 200 barang pribadi di dekat lokasi penemuan. Mulai dari peralatan radio, senter, tiang ski, jam tangan dengan nama korban dan pisau merek Swedia.
Kemudian, fragmen tulang dari Bell dibawa ke Kepulauan Falkland oleh kapal penelitian BAS Sir David Attenborough. Sisa jasad itu lalu dibawa ke London untuk pengujian DNA.
Penemuan itu juga telah diketahui keluarga Bell. Saudara laki-lakinya, David Bell mengaku cukup terkejut dan takjub dengan temuan jasad Dennis.
Direktur BAS, Jane Francis mengatakan penemuan jasad Dennis menjadi akhir dari misteri puluhan tahun. Selain itu menjadi kisah manusia yang tertanam pada sejarah sains Antartika.
"[Dennis Bell] merupakan salah satu dari banyak personel pemberi. Memiliki kontribusi sains awal dan eksplorasi Antartika dengan kondisi yang sangat keras," jelasnya.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hewan Tertua di Dunia Ditemukan di Antartika, Tingginya 1,95 Meter
