CNBC Insight

30 Tahun Disangka Tewas, Pria Jepang Ditemukan Hidup di Hutan Maluku

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
14 August 2025 12:15
Teruo Nakamura. (Facebook/U.S. Naval Institute)
Foto: Teruo Nakamura. (Facebook/U.S. Naval Institute)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bayangkan, seseorang yang sudah lama dinyatakan meninggal ternyata masih hidup di belahan dunia lain. Itulah yang dialami seorang pria dan tentara asal Jepang bernama Teruo Nakamura.

Nakamura bertugas di Maluku pada masa Perang Dunia II (1939-1942). Saat itu, semua orang mengira dia telah tewas. Padahal, dia sebenarnya masih hidup bersembunyi di hutan Maluku selama 30 tahun karena tidak tahu perang telah berakhir.

Dinyatakan Mati Selama 30 Tahun

Teruo Nakamura adalah pemuda asal Taiwan dengan nama asli Attun Palalin. Pada 1942, saat Taiwan berada di bawah pendudukan Jepang, dia mengganti namanya menjadi Teruo dan bergabung sebagai sukarelawan di barisan tentara Jepang.

Penugasan lantas membawanya jauh dari tanah kelahiran. Teruo ditempatkan di Halmahera, Maluku, untuk menjaga pulau-pulau di wilayah itu dari serangan musuh.

Pada Juli 1944, dia bersama pasukan lainnya dipindahkan ke Morotai. Menurut Yoshikuni Igarashi dalam Homecomings: The Belated Return of Japan's Lost Soldiers (2016), Teruo tergabung dalam Resimen Infanteri 211 yang beranggotakan 485 orang.

Tugas mereka adalah mempertahankan Pulau Morotai, yang tak lama kemudian diserang pasukan Amerika Serikat. Awalnya pasukan Jepang mampu bertahan.

Namun, pada 1945 situasi berbalik. Pasukan Jepang terdesak, termasuk Teruo, yang akhirnya masuk ke hutan untuk menghindari kejaran tentara AS. Perang pun akhirnya berhenti pada 14 Agustus 1945 usai Jepang menyerah kepada sekutu. 

Akan tetapi, kabar ini tak pernah sampai ke telinga Teruo. Dia dan 8 orang tentara tetap bertahan di hutan, terus bergerilya seakan-akan perang masih terjadi. Bahkan, setelah tentara AS meninggalkan Morotai bersama ribuan prajurit Jepang lain, Teruo tak mendengar kabar itu. 

Atas dasar ini, dunia luar menganggap Teruo tewas. Menurut harian Merdeka (4 Januari 1975), Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang menyatakan Teruo Nakamura sebagai tentara yang hilang dan tewas dalam bertugas sejak 3 Maret 1945. 

Sang istri pun akhirnya merelakan kepergiannya dan menikah lagi dengan pria lain. Padahal, dunia luar sama sekali tidak tahu Teruo masih bersembunyi di hutan Morotai.

Pada awalnya, pria kelahiran 1920 itu tinggal bersama delapan prajurit lain. Namun, hubungan mereka memburuk. Rekan-rekannya bersikap brutal dan bahkan berniat membunuhnya. Teruo pun memilih kabur dan hidup seorang diri.

Sejak itu, dia bertahan dengan berburu dan memanfaatkan hasil hutan sebagai sumber makanan dan perlindungan. 

Ditemukan Masih Hidup di Maluku

Keberadaan Teruo baru terungkap pada 18 Desember 1974. Dia ditemukan oleh dua tentara Indonesia, Supardi AS dan Hans Antony, dalam kondisi sehat. Menurut laporan Koran Angkatan Bersenjata (31 Desember 1974), saat ditemukan Teruo sedang menebang pohon di tengah hutan Maluku.

Selama puluhan tahun hidup menyendiri di hutan, Teruo berusaha bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil hutan. Diketahui, dia membangun perkebunan dan gubuk sederhana.

Gubuk itu dia bangun sendiri dari bambu hanya bermodalkan pisau. Untuk tempat tidur, dia menggunakan tumpukan daun ilalang agar terasa empuk.

Kebun yang luasnya sekitar 700 meter persegi itu ditanami singkong, tebu, pisang, dan berbagai tanaman lain. Untuk kebutuhan makan, dia mengambil hasil kebunnya dan mencari ikan di sungai terdekat. Api dia peroleh dengan menggesekkan kayu kering.

Teruo juga rajin mandi dan mencukur rambut, sehingga penampilannya tetap rapi saat ditemukan.

"Saya menggunakan permukaan air sungai sebagai cermin," ujar Teruo, dikutip dari Angkatan Bersenjata (31 Desember 1974)

Namun, saat ditemukan dan akan diangkut tentara, Teruo melawan karena mengira tentara Indonesia adalah musuh.

"Ketika ditangkap, matanya begitu jalang dan teriakannya mirip babi hutan," tulis Kompas (30 Desember 1974).

Kabar penemuan ini pun heboh. Setelah diajak bicara, dia kemudian dibawa ke kota dan diperiksa oleh dokter. Usai dinyatakan sehat, Teruo langsung dibawa ke Jakarta dan dipertemukan dengan Duta Besar Jepang serta atasannya, Mayor Jenderal Kawashima.

Di sana, dia diberi penjelasan perang telah lama berakhir. Oleh Kawashima, dia kemudian diminta menyerahkan senjata dan pulang. Akhirnya, dia kembali ke Taiwan, yang tak lagi di bawah jajahan Jepang dan sudah berdaulat. Sebab sesungguhnya Teruo adalah warga Taiwan. Hanya saja, kala itu, Taiwan ada di bawah kekuasaan Jepang, sehingga saat peristiwa ini terjadi, statusnya masih sebagai warga Jepang. 

Diceritakan, Teruo akhirnya bisa berkumpul kembali dengan istrinya di Taiwan, yang sudah berpisah selama 30 tahun hingga wafat pada 1979. 

Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.


(mfa/mfa)

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular