
Trump Gagal Total Bikin China Sengsara, Begini Pengakuannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen chip terbesar di China, Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC), mengaku kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) tidak menimbulkan pukulan keras seperti yang awalnya dikhawatirkan. Permintaan domestik yang tinggi membuat kapasitas produksinya tetap padat setidaknya hingga Oktober tahun ini.
Co-CEO SMIC, Zhao Haijun, mengatakan pihaknya tidak berdiskusi dengan pelanggan terkait rencana tarif 100% Presiden AS Donald Trump untuk impor chip. Namun, ia menilai dampaknya akan lebih kecil berkat rencana antisipasi yang sudah disusun sejak kebijakan tarif April lalu.
"Selama beberapa bulan terakhir, semua pihak sudah menimbun persediaan yang cukup untuk tahun ini dan tahun depan, atau menemukan pemasok alternatif," kata Zhao, dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025). "Jadi saya pikir dampaknya akan semakin kecil," imbuhnya.
Zhao menyatakan bahwa putaran tarif sebelumnya hanya menyebabkan kenaikan biaya kurang dari 10% bagi pelanggan luar negeri.
Pada April, China membalas dengan menaikkan bea tambahan atas barang-barang AS menjadi 125% setelah Trump secara efektif meningkatkan tarif terhadap produk China menjadi 145%.
Pekan ini, Trump kembali mengumumkan rencana tarif sekitar 100% untuk impor semikonduktor, dengan pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi di AS atau berkomitmen untuk melakukannya.
SMIC, yang masuk daftar hitam Departemen Perdagangan AS sejak 2020 dan tidak memiliki fasilitas produksi di AZ, mencatat China sebagai pasar utama yang menyumbang 84% pendapatan kuartal kedua. Sementara pasar AS berkontribusi 12,9%, naik tipis dari 12,6% pada kuartal sebelumnya.
Pada kuartal kedua 2025, pendapatan SMIC naik 16,2% secara tahunan menjadi US$2,2 miliar. Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik anjlok 19,5% menjadi US$132,5 juta, meleset dari estimasi analis sebesar US$183,35 juta.
Kapasitas produksi bulanan SMIC meningkat 1,85% dibanding kuartal sebelumnya menjadi 991.000 wafer, dengan tingkat utilisasi naik ke 92,5% dari 89,6%. Perusahaan mengirimkan 2,4 juta wafer setara delapan inci, naik 4,3% secara kuartalan.
Meski begitu, Zhao mengingatkan kuartal keempat biasanya menjadi musim sepi di industri semikonduktor. Pesanan mendesak dan pengiriman lebih awal diperkirakan akan melambat pada periode tersebut.
SMIC memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga akan tumbuh 5%-7% dibanding kuartal sebelumnya. Namun, saham SMIC di Hong Kong pada Jumat (8/8) justru turun lebih dari 5%.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mustahil atau Tidak? Deret Bukti Ini Jawab Nasib iPhone Made in USA
