Heboh iPhone Akhirnya 'Made in America', Begini Jawaban CEO Apple

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Jumat, 08/08/2025 14:25 WIB
Foto: CEO Apple Tim Cook berbicara saat ia bersama Presiden AS Donald Trump menyampaikan pengumuman Apple tentang investasi $100 miliar dalam manufaktur AS, di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 6 Agustus 2025. REUTERS/Jonathan Ernst

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu produksi iPhone sepenuhnya di Amerika Serikat (AS) kembali mencuat setelah Presiden Donald Trump dan CEO Apple Tim Cook mengumumkan tambahan investasi jumbo senilai US$100 miliar untuk perusahaan dan pemasok AS.

Tambahan investasi itu membuat total investasi Apple dari sebelumnya US$500 miliar menjadi US$600 miliar hingga 4 tahun ke depan.

Pengumuman ini merupakan bagian dari program American Manufacturing Program yang melibatkan sejumlah raksasa industri seperti Corning, Texas Instruments, hingga Samsung.


Dalam pengumuman yang disampaikan di Gedung Putih, keduanya menyoroti komitmen Apple untuk memperkuat manufaktur dalam negeri.

"Ini adalah investasi Apple terbesar yang pernah dibuat di Amerika dan di negara lain," kata Trump.

"Seperti yang Anda ketahui, Apple telah menjadi investor di beberapa negara lain, saya tidak akan menyebutkan negara mana, tetapi beberapa, dan mereka akan segera kembali [ke AS]," Trump menambahkan.

Trump mengatakan bahwa ia berharap pabrik-pabrik baru di AS akan segera dibangun berdasarkan kebijakannya.

"Ada banyak pabrik dan banyak pabrik yang sedang dibangun atau akan segera mulai dibangun," kata Trump. "Jadi saya tidak bisa memberi tahu Anda kapan tepatnya, tetapi saya ingin sudah ada sekitar setahun dari sekarang," Trump menuturkan.

Namun, benarkah iPhone bakal sepenuhnya akan "Made in America"?

CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa banyak komponen penting iPhone yang saat ini sudah dibuat di AS, meskipun perakitannya masih tersebar di luar negeri.

"Kalau Anda lihat sebagian besar komponennya, kita sudah memproduksi banyak semikonduktor di sini, kaca dibuat di sini, dan modul Face ID juga dari sini," jelas Cook, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (8/8/2025).

Pernyataan ini sekaligus merespons kritik Trump yang selama ini menilai Apple belum memindahkan perakitan iPhone sepenuhnya ke AS. Menurut para ahli, memindahkan produksi iPhone secara penuh ke AS akan sangat mahal dan memakan waktu bertahun-tahun mengingat rumitnya dan volume produksi perangkat tersebut.

Pada Mei lalu, Apple menyatakan bahwa sebagian besar iPhone yang dijual di AS kini dirakit di India untuk menghindari penetapan tarif di China.

Meski tarif India akan naik menjadi 25%, sumber Gedung Putih mengatakan kepada CNBC Internasional bahwa Apple tidak akan terlalu terdampak oleh kenaikan tarif tersebut. Apple memperkirakan tarif-tarif tersebut bisa membebani perusahaan hingga US$1,1 miliar pada kuartal ini.

Pada 2017, Apple mengumumkan pembentukan dana manufaktur senilai US$1 miliar, yang ditujukan untuk mendukung komitmen pembelian masa depan dengan pemasok AS.

Tahun ini, Apple meningkatkan jumlah tersebut menjadi US 10 miliar. Corning, yang ikut serta dalam pengumuman Rabu (6/8) waktu setempat, sebelumnya telah menerima dua komitmen publik dari dana manufaktur Apple tersebut.

Pada 2021, Apple menyatakan bahwa pengeluaran mereka di AS telah melampaui target awal pada 2018. Dalam pengumuman awal tersebut, perusahaan berencana menginvestasikan dan sebesar US$ 10 miliar untuk pusat data di North Carolina, Oregon, Nevada, Arizona, dan Iowa, dan saat ini Apple telah mengoperasikan pusat data di semua negara bagian itu.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bisnis Apple Terpuruk, Tim Cook Didesak Mundur