Nasib Harga iPhone Usai Apple Setuju Bangun Pabrik di Amerika

Redaksi, CNBC Indonesia
07 August 2025 13:10
FILE - People try out iPhone products at an Apple Store in Beijing on Sept. 28, 2021. Apple's annual World Wide Developers Conference on Monday, June 10, 2024, is expected to herald the company's move into generative artificial intelligence, marking its late arrival to a technological frontier that's expected to be as revolutionary as the invention of the iPhone. (AP Photo/Andy Wong, File)
Foto: AP/Andy Wong

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump berhasil menekan Apple untuk meningkatkan fasilitas manufakturnya di Amerika Serikat (AS). Apple mengumumkan penambahan investasi dari US$500 miliar menjadi US$600 miliar selama 4 tahun ke depan di AS.

CEO Apple Tim Cook mengatakan Apple berkomitmen untuk lebih mengoptimalkan rantai pasok global dengan memperbesar peran AS. Kendati demikian, penambahan investasi baru ini belum secara gamblang disebut untuk membangun pabrik iPhone.

Wacana pembangunan pabrik iPhone di AS sudah lama menjadi sorotan. Bahkan, sejak era kepemimpinan Barrack Obama. Namun, selama ini Apple masih bisa 'mangkir' dan mengandalkan rantai pasokan di China.

Belakangan, Apple mulai meningkatkan diversifikasi produksi iPhone di negara-negara lain seperti India. China mulai ditinggalkan karena ancaman tarif tinggi dari Trump.

Namun, pemindahan fasilitas produksi Apple dari China ke India belum bisa memuaskan Trump. Bahkan, Trump mengancam akan menerapkan tarif tambahan 25% untuk iPhone yang dijual di AS tetapi diproduksi di negara lain.

Sejak Trump dilantik untuk masa jabatan keduanya pada Januari 2025, hubungannya dengan Cook bisa dibilang naik-turun. Trump menegaskan sikapnya ingin iPhone diproduksi di AS, bukan China atau India.

Lantas, apa dampaknya jika iPhone diproduksi di AS?

Beberapa saat lalu, Profesor Emeritus Duke University, Gary Gereffi, mengatakan pendekatan paling realistis untuk memindahkan produksi iPhone ke AS adalah dengan merekonstruksi rantai pasokan. Apple disebut bisa mengalihkan manufaktur komponen utama ke Amerika Utara.

Namun, masih ada masalah lain terkait tenagar kerja. Perakitan di AS akan membutuhkan banyak tenaga kerja manusia dan robot.

"Kita mengalami kekurangan tenaga kerja yang sangat parah. Dan telah kehilangan seni manufaktur skala besar," jelas profesor bisnis Universitas Johns Hopkins, Tinglong Dai, dikutip dari Wall Street Journal.

Sebagai contoh, pabrikan perakit iPhone di China, Foxconn, memperkerjakan 300 ribu pekerja. Di sisi lain, perekrutan akan menjadi salah satu masalah paling besar yang ada di pabrik-pabrik AS.

Belum lagi soal uang yang harus digelontorkan Apple. Perlu banyak biaya membangun iPhone asli AS.

Meski harganya murah jika diproduksi AS, namun kualitasnya akan lebih buruk. Setidaknya pada awal pabrikan AS berjalan.

"AS memiliki kapasitas memproduksi komponen smartphone di sejumlah area, namun bukan yang terbaik," jelas Dai.

Harga iPhone Terancam Naik Gila-gilaan

Analis Bank of America Securities, Wamsi Mohan, mengatakan iPhone 16 Pro yang saat ini dijual US$1.199 (Rp19.5 jutaan) bisa meningkat harganya sampai 25% menjadi sekitar US$1.500 (Rp24,4 jutaan). Perkiraan itu hanya didasarkan pada penambahan biaya tenaga kerja yang lebih mahal di AS.

Bahkan, analis Wedbush Dan Ives pernah menyebut harga iPhone buatan pabrik AS bisa mencapai US$3.500 (Rp57 jutaan), dikutip dari CNBC International.

Ia mengestimasikan Apple akan mengeluarkan US$30 miliar (Rp489 triliun) selama 3 tahun ke depan untuk memindahkan 10% rantai pasokannya ke AS.

Sebagai informasi, Apple merancang produk-produknya di California, tetapi produksi dan perakitannya mengandalkan para manufaktur kontrak. Salah satu rekanan terbesar Apple adalah Foxconn.

Jika Apple membujuk Foxconn dan mitra-mitra manufaktur lainnya untuk memproduksi iPhone di AS, akan butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun fasilitas pabrik dan memasang alat.

Di samping itu, tak ada jaminan kebijakan perdagangan tak akan berubah lagi di masa depan.

Kendati demikian, sekali lagi belum ada detail yang lebih perinci dari Apple terkait investasi manufaktur yang dibangun di AS, apakah untuk produksi iPhone atau hal-hal lainnya. Kita tunggu saja!


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Resmi iPhone 16, 16e, 16 Plus, 16 Pro & 16 Pro Max di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular