Apple Menyerah, Akhirnya Bangun Pabrik di Amerika

Redaksi, CNBC Indonesia
07 August 2025 08:35
Logo apple. (REUTERS/Robert Galbraith/File Photo)
Foto: Logo apple. (REUTERS/Robert Galbraith/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Donald Trump mengumumkan rencana Apple menambah investasi mereka di Amerika Serikat. Apple memberikan tambahan investasi US$ 100 miliar (Rp 1.635 triliun) yang menjadikan komitmen investasi mereka di AS menjadi US$ 600 miliar (Rp 9.812 triliun).

Komitmen Apple adalah upaya sang produsen iPhone untuk mendapatkan pengecualian dari tarif impor gila-gilaan yang dikenakan Trump kepada China dan India.

Sebelumnya, Apple telah mengumumkan komitmen investasi US$ 500 miliar (Rp 8.177 triliun) dan rencana merekrut 20.000 pekerja lewat pembangunan pabrik di AS dalam empat tahun ke depan.

Investasi tersebut akan dikucurkan untuk menambah sumber rantai pasok dan pusat manufaktur canggih Apple di AS. Apple belum mampu memenuhi permintaan Trump agar iPhone diproduksi secara lokasl di AS.

"Perusahaan seperti Apple, mereka pulang ke rumah. Semua kembali ke sini," kata Trump, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/8/2025). " Ini adalah langkah signifikan menuju tujuan utama yaitu memastikan semua iPhone yang dijual di AS, dibuat di AS."

Di hadapan Trump, Cook menyatakan saat ini banyak komponen di dalam iPhone telah diproduksi di AS seperti semikonduktor, gelas kaca, dan modul Face ID. Namun, perakitan iPhone untuk sementara masih akan dilakukan di luar negeri.

Analis menyatakan komitmen yang diumumkan oleh Trump sebetulnya tidak jauh berbeda dengan pola belanja modal Apple selama ini. Selain itu, komitmen serupa juga telah diberikan oleh Apple pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

Pengumuman investasi Apple di Gedung Putih sepertinya merupakan respons dari ancaman Trump yang dilontarkan pada Mei. Trump saat itu mengancam memberikan tarif impor 25% untuk produk Apple yang diproduksi di luar negeri. Sebelumnya, Trump padahal mengecualikan HP, komputer, dan produk elektronik lain dari tarif impor untuk China.

Dampak dari ancaman tarif Trump, menurut Reuters, telah membuat Apple kehilangan US$ 800 juta sepanjang Juni 2025.

Saat ini, hampir semua produk Apple dirakit di Asia. China masih menjadi pusat produksi utama iPhone, iPad, dan Macbook meskipun Apple mulai mengalihkan sebagian aktivitas manufaktur mereka ke Vietnam, Thailand, dan India.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CEO Apple Mendadak Muncul di Kampung Pencipta DeepSeek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular