
Raja Ojol Tutup di RI, Sekarang Makin Ganas Bawa Petaka Buat Driver

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa transportasi online, Uber, makin kencang membawa 'petaka' bagi driver online melalui perluasan layanan taksi otomatis tanpa sopir atau robotaxi.
CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan swasta dan bank untuk mengamankan pendanaan yang dibutuhkan dalam membangun bisnis robotaxi.
Sebagai informasi, Uber saat ini sudah menggandeng beberapa mitra untuk menawarkan robotaxi ke pelanggan. Salah satu yang terbesar adalah Waymo milik Alphabet (Google).
Beberapa mitra Uber lainnya merupakan pabrikan otomotif kawakan seperti Volkswagen dan Lucid. Sama seperti Tesla, Uber berupaya untuk mendominasi pasar robotaxi yang masih dalam tahap pengembangan awal, meski sudah dilanda kontroversi.
Pada pekan ini, Khosrowshahi menyampaikan kemitraan dengan para rekanan merupakan bagian dari rencana lebih besar yang melibatkan tiga model bisnis robotaxi.
Pertama, membayar mitra yang memiliki robotaxi dengan tarif rata. Kedua, bagi hasil dengan operator armada robotaxi. Terakhir, membangun robotaxi dengan melisensikan software untuk teknologi kendaraan otomatis.
"Kami sedang berdiskusi dengan pemain swasta dan bank," kata Khosrowshahi, dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).
"Setelah kami membuktikan model pendapatannya, berapa banyak mobil ini dapat menghasilkan pendapatan setiap harinya, akan ada cukup pembiayaan yang tersedia," ia menambahkan.
Untuk saat ini, Uber membangun bisnis robotaxi dengan memanfaatkan sebagian kas perusahaan sekitar US$7 miliar. Uber juga kemungkinan akan menjual saham-saham minoritas di beberapa perusahaan demi menggenjot ekspansi robotaxi lebih luas.
Para analis mengatakan pengerahan robotaxi massal dapat menurunkan biaya operasional Uber yang selama ini bergantung pada mitra sopir. Dengan penghematan biaya driver, perusahaan bisa meningkatkan profitabilitas.
Uber telah menawarkan robotaxi Waymo pada aplikasi pemesanan kendaraannya di Austin, Texas, dan Atlanta, Georgia. Pada April 2025, Uber menandatangani kesepakatan dengan Volkswagen untuk ribuan van listrik otonom di AS selama dekade berikutnya.
Uber juga mencapai kemitraan senilai US$300 juta pada Juli lalu untuk menyebarkan lebih dari 20.000 robotaxi yang dibuat oleh startup kendaraan listrik Lucid dan didukung oleh teknologi self-driving dari Nuro, selama 6 tahun.
Meskipun masih ada tantangan regulasi yang ketat untuk robotaxi, keraguan tentang adopsi yang lebih luas, dan biaya tinggi yang memaksa banyak perusahaan untuk tutup, pertumbuhan robotaxi tampak kian pesat. Menurut Elon Musk, bisnis baru ini dapat bernilai triliunan dolar.
Seperti diketahui, Uber dulunya pernah tersedia di Indonesia dan menjadi salah satu 'raja' platform ojek online. Namun, Uber akhirnya angkat kaki dari Indonesia dan menjual semua unit bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab pada 2018 silam.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Ojol Tutup di RI, Kabar Terbarunya Memprihatinkan
