Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Dibuka, Warga RI Luar Jawa Bisa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
07 August 2025 07:35
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) buka suara soal proyek pemerintah untuk menghadirkan internet cepat 100 Mbps. Menurut Sekretaris Zulfadly Syam program itu bagus asalkan tidak memaksakan saat pengeluaran terlalu tinggi untuk sebuah daerah.

Dia menyoroti program roadmap Giga City milik pemerintah. Proyek 100 Mbps bisa jadi awal yang baik untuk mencapai ambisi Giga City.

"Nah ini sebenarnya roadmapnya udah cukup bagus ada giga city. Nah kita mulai dari 100 Mbps saya pikir itu cukup bagus selama pemerintah tidak terlalu memaksakan provider itu untuk memberikan 100 Mbps apabila costnya itu masih tinggi di sebuah daerah," kata Zulfadly dalam DTI-CX 2025, di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

"Jadi kalau kita katakan misalnya cost Jawa enggak bisa kita bandingkan dengan cost di Bali atau di Kalimantan. Kenapa? Karena semua infrastruktur atau gateway internasionalnya masih ke Jakarta bukanya. Jadi masih jauh," dia menambahkan.

Lebih lanjut, Zulfadly menegaskan proyek 100 Mbps bisa sangat baik asalkan bisa menyesuaikan dengan keadaan dari setiap provider di tiap daerah.

"Tapi untuk 100 Mbps pun bukan tidak punya jalan sendiri karena di semua wilayah terutama di daerah-daerah Timur Indonesia untuk memberikan 100 Mbps harganya masih terlampau mahal. Jadi kita harus juga proporsional saja," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, APJII juga meluncurkan laporan survei Profil Internet Indonesia pada 2025. Salah satunya terkait penggunaan kecepatan paket internet tetap.

Sejauh ini pengguna 100 Mbps masih sedikit hanya 2,31% (kecepatan 100-<300 Mbps). Untuk kecepatan di atas 300 Mbps jauh lebih sedikit lagi hanya 0,58%.

Sementara itu, masyarakat Indonesia terbanyak menggunakan kecepatan 10 hingga kurang dari 20 Mbps sebanyak 33,43%. Berikutnya disusul 20 hingga kurang dari 30 Mbps 21,06%.

Dibandingkan tahun lalu terdapat pergeseran penggunaan berdasarkan kecepatan. Pada 2024, terbanyak pengguna adalah yang menggunakan kecepatan di bawah 10 Mbps mencapai 26,51%.

Namun tahun ini, kecepatan yang sama hanya digunakan menjadi 18,71% pada 2025. Peningkatan cukup signifikan 10 hingga kurang dari 20 Mbps dibandingkan tahun lalu sebanyak 21,21%.

Lelang internet 100 mbps

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membuka lelang seleksi frekuensi 1,4 Ghz. Lelang tersebut untuk layanan akses nirkabel pita lebar dengan tujuan memperluas jangkauan internet tetap serta pemerataan transformasi di Indonesia.

"Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat," ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dalam keterangannya dikutip Rabu (30/7/2025).

Dia menambahkan pihaknya memastikan pita frekuensi dimanfaatkan secara maksimal. Dengan begitu dapat meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan internet berbasis jaringan pita lebar.

"Fokus kami adalah memastikan pita frekuensi ini dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan internet berbasis jaringan pitalebar tetap, termasuk di wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal," jelasnya.

Peserta seleksi harus merupakan penyelenggara telekomunikasi yang memiliki perizinan berusaha jaringan tetap berbasis fiber optik (KBLI 61100), perizinan BWA (wireless) dengan KBLI 61200 jenis proyek utama bukan pendukung, perizinan ISP (KBLI 61921).

Selain itu, peserta tidak boleh dalam kondisi pailit, tidak boleh terafiliasi dengan peserta lain, dan wajib menyerahkan dokumen permohonan seleksi, yaitu:

  • Formulir permohonan keikutsertaan Seleksi
  • Jaminan keikutsertaan Seleksi (bid bond)
  • Proposal teknis yang memuat target jumlah rumah tangga yang terlayani internet akses nirkabel pitalebar dengan kecepatan akses internet paling sedikit sampai dengan 100 Mbps menggunakan pita frekuensi radio 1,4 GHz dalam jangka waktu 5 tahun.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beban Bisnis Internet Makin Berat, Insentif Komdigi Tak Jelas Kabarnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular