
CEO Buka-bukaan Happy Pecat Karyawan Diganti AI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai pengganti karyawan manusia ternyata disambut baik oleh bos-bos perusahaan besar. Hal ini diungkap oleh seorang konsultan teknologi terkemuka.
Dalam wawancara dengan Gizmodo, Elijah Clark, konsultan AI untuk perusahaan-perusahaan besar, membeberkan sikap para CEO tentang AI.
"CEO sangat antusias dengan peluang yang dibawa oleh AI. Saya sendiri adalah seorang CEO, saya berani bilang, saya antusias. Saya juga telah melakukan PHK karena AI," katanya.
Dia kemudian memaparkan alasannya memilih memanfaatkan teknologi AI daripada terus mempekerjakan manusia.
"AI tidak pernah mogok kerja. Tidak minta gaji naik. Sebagai CEO, Anda tak perlu berurusan dengan hal-hal seperti itu lagi," kata Clark.
Futurism menyatakan sikap Clark serupa dengan banyak CEO lain yang tidak malu-malu dalam menyatakan niat mengganti karyawan manusia dengan AI. Sebuah startup bahkan mengiklankan produk "agen penjualan AI" mereka dengan billboard besar bertuliskan "Setop Mempekerjakan Manusia."
Sam Altman, CEO Open AI dan Dario Amodel, CEO Anthropic juga telah berkali-kali memperingatkan bahwa teknologi AI yang mereka kembangkan bisa menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Teknologi AI berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir sejak ChatGPT diluncurkan oleh OpenAI. Namun, efektivitas teknologi AI termasuk chatbot sebagai pengganti pekerja manusia masih menjadi tanda tanya besar. Sebagai layanan pelanggan, misalnya, robot chat masih sering "melantur" atau sebaliknya "lelet" dibandingkan dengan pekerja manusia.
Namun, ancaman AI tetap nyata. Pemimpin perusahaan masih bisa melakukan PHK besar-besaran dan beroperasi dengan jumlah karyawan jauh lebih sedikit, tetapi mengerjakan lebih banyak tugas dengan dukungan perangkat AI.
Menurut Clark, manfaat AI menggantikan manusia bagi CEO sangat jelas dang sederhana yaitu efisiensi dan laba.
Ia menceritakan langkahnya memecat 27 dari 30 pekerja di tim dukungan sales-nya beberapa waktu lalu. Setelah pemecatan tersebut, menurutnya, tim yang ia pimpin bisa menyelesaikan pekerjaan yang tadinya membutuhkan waktu seminggu, hanya dalam sehari.
"Dalam hal efisiensi, masuk akal untuk menyingkirkan manusia," kata Clark.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kecerdasan Buatan Buka Peluang Besar, Startup AI RI Unjuk Gigi
