1 Juta Pekerjaan Sudah Digantikan Robot, PHK Massal Makin Parah

Redaksi, CNBC Indonesia
25 July 2025 20:20
infografis bank di dunia yang melakukan  PHK terhadap karyawannya
Foto: infografis/infografis bank di dunia yang melakukan PHK terhadap karyawannya/Aristya Rahadian krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS), Amazon, mengumumkan pengoperasian 1 juta robot pekerja pada awal pekan ini. Amazon mengatakan semua armada pengoperasian perusahaan akan mengandalkan model kecerdasan buatan (AI) yang baru diluncurkan.

Pencapaian 1 juta robot memperkuat posisi Amazon sebagai manufaktur dan operator robotik mobile terbesar di dunia, menurut penuturan VP Amazon Robotics, Scott Dresser, dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut, Dresser mengatakan model AI 'DeepFleet' terbaru yang dikembangkan perusahaan akan mengoordinasikan pergerakan robot-robot pekerja di pusat pemenuhan pesanan.

Dengan DeepFleet, Amazon mengklaim waktu pengiriman paket akan 10% lebih cepat. Hal ini sekaligus memangkas biaya pengiriman paket secara efektif.

Sebagai informasi, Amazon mulai memperkerjakan robot pada fasilitas penyimpanan barangnya sejak 2012. Kala itu, robot diandalkan untuk memindahkan rak inventaris di setiap lantai gudangnya.

Sejak saat itu, peran robot pekerja di pabrik Amazon telah berkembang pesat. Mulai dari robot yang mampu mengangkat inventaris seberat 1.250 pon, hingga robot yang sepenuhnya otomatis untuk menavigasi pabrik dengan kereta dorong berisi pesanan pelanggan.

Ancaman PHK Massal

Pengembangan robot berbasis AI untuk mengisi peran pekerja seperti di fasilitas Amazon memang membawa janji peningkatan produktivitas. Namun, hal ini juga mendatangkan kekhawatiran bagi pekerja manusia yang posisinya bisa tergantikan robot.

Survei Pew Research yang diterbitkan pada Maret 2025 menemukan bahwa para ahli AI dan masyarakat umum melihat pekerja pabrik sebagai salah satu kelompok yang paling berisiko kehilangan pekerjaan karena AI.

Hal ini coba dijelaskan oleh Dresser dalam pernyataannya.

"Robot-robot ini bekerja bersama karyawan kami, menangani pengangkatan berat dan tugas-tugas berulang sekaligus menciptakan peluang baru bagi operator garda terdepan kami untuk mengembangkan keterampilan teknis," ujar Dresser.

Ia menambahkan bahwa pusat pemenuhan generasi berikutnya Amazon di Shreveport, Louisiana, yang diluncurkan akhir tahun lalu, membutuhkan 30% lebih banyak karyawan di bidang keandalan, pemeliharaan, dan teknik.

Kendati demikian, berita tentang perluasan robot Amazon muncul segera setelah CEO Andy Jassy mengatakan kepada CNBC International bahwa peluncuran cepat AI generatif Amazon akan mengakibatkan lebih sedikit orang yang mengerjakan beberapa pekerjaan yang sebenarnya mulai diotomatisasi oleh teknologi tersebut.

Jassy terang-terangan mengatakan bahwa meskipun AI menghilangkan pekerjaan di bidang-bidang tertentu, Amazon akan terus merekrut lebih banyak karyawan di bidang AI, robotika, dan bidang lainnya.

Namun, dalam memo kepada karyawan di awal Juni 2025, sang CEO mengakui bahwa ia memperkirakan jumlah tenaga kerja perusahaan akan menyusut di tahun-tahun mendatang seiring kemajuan teknologi.

Penurunan pekerja manusia mungkin sudah dimulai. CNBC International melaporkan bahwa Amazon memangkas lebih dari 27.000 pekerjaan pada 2022 dan 2023. Perusahaan juga terus melakukan pemangkasan yang lebih terarah di seluruh unit bisnis.

CEO perusahaan teknologi besar lainnya, seperti CEO Shopify, Tobi Lutke, juga baru-baru ini memperingatkan dampak AI terhadap tenaga kerja manusia. Hal ini terjadi ketika banyak perusahaan yang berinvestasi dan mengadopsi AI melakukan PHK massal.

Menurut Layoffs.fyi, yang melacak PHK di industri teknologi, 551 perusahaan memberhentikan sekitar 153.000 karyawan tahun lalu. Laporan Forum Ekonomi Dunia pada Februari 2025 menemukan bahwa 48% perusahaan di AS berencana mengurangi tenaga kerja mereka karena AI.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cakung DC Bisa Berubah Total, Ini Bukti Manusia Bisa Digantikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular