
Swiss Cari 10.000 Kotoran Manusia Buat Disimpan di Kulkas

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah proyek penelitian berupaya untuk membekukan hingga 10 ribu sampel tinja manusia. Ini dilakukan untuk membantu manusia di masa depan.
Proyek Microbiota Vault telah dilakukan sejak 2018. Kabarnya proyek tengah dalam tahapan uji coba untuk para ilmuwan mencoba melihat kelayakan pengumpulan dan mengirimkan kotoran serta makanan fermentasi di seluruh dunia.
Lebih lanjut para ilmuwan berupaya untuk mengumpulkan ribuan sampel tinja manusia, yang diperkirakan pada 2029 mendatang.
Tempat penyimpanan sementaranya berada di Universitas Zurich. Kini para ilmuwan tengah mencari tempat yang ideal untuk menjadi gudang permanen, dikutip dari Wio News, Selasa (22/7/2025).
Tempat baru itu haruslah wilayah yang sangat dingin. Dua negara yang masuk jadi kandidat adalah Kanada atau Swiss.
Fasilitas itu bukan hanya menyimpan tinja manusia saja. Namun juga terdapat 200 jenis makanan fermentasi yang mengandung mikroba 'ramah usus'.
Di masa depan, tim peneliti juga merencanakan akan menambahkan koleksi baru lagi. Yakni cadangan mikroba pada manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.
Tujuan pengumpulan sampel tersebut adalah untuk membantu manusia di masa depan, misalnya pengobatan penyakit, penelitian medis dan melakukan pemulihan ekosistem.
Gudang Mikrobiota ini terinspirasi dari Gudang Benih Global Svalbard di Norwegia. Di sana tersimpan 1,3 juta sampel tanaman yang bertujuan melestarikan keragaman genetik pada tanaman di seluruh dunia.
"Gudang ini jadi kewajiban untuk generasi mendatang dan mungkin saja mikroba dapat mencegah bencana besar 100 tahun dari sekarang," kata salah satu penulis komentar jurnal ini dan Direktur Pusat Bioteknologi dan Kedokteran Lanjutan Universitas Rutgers, Martin Blaser.
Peneliti dari Microbiota Faults menjelaskan kotoran sisa manusia bisa menyelamatkan manusia dari masa depan.
"Kehilangan mikroba dikaitkan dengan lonjakan penyakit kronis seperti alergi, auto-imun, dan ketidakseimbangan metabolisme. Hilangnya keberagaman mikrobioma
"Microbe loss is associated with an alarming rise in chronic diseases, such as allergic, autoimmune and metabolic disorders," the researchers wrote in the commentary. "The loss of microbial diversity extends to environmental ecosystems, jeopardizing agricultural systems and environmental resilience."
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cincin Saturnus Hilang Mulai Minggu Depan, Ini Alasannya
