Tembok China Dijaga Makhluk Tersembunyi Sehingga Awet Ratusan Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Penelitian terbaru mengungkap temuan mengejutkan terkait Tembok Besar China. Sebuah lapisan tipis berupa "kulit hidup" yang menutupi sebagian permukaan situs bersejarah itu ternyata berfungsi sebagai pelindung alami yang sangat kuat.
Riset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology menunjukkan bahwa komunitas mikroba, disebut sebagai biocrust, yang tumbuh di area permukaan Tembok Besar tidak hanya memperkaya keanekaragaman hayati, tetapi juga membantu menghambat kerusakan material bangunan berusia ribuan tahun itu.
Tim ilmuwan dari China Agricultural University menganalisis enam lokasi sampel di sepanjang 600 kilometer bentangan Tembok Besar, melintasi wilayah beriklim kering hingga semi-kering.
Mereka meneliti mikrobioma yang terdiri dari sianobakteri, alga, lumut kerak, dan lumut, lalu membandingkannya dengan dinding tanah padat (rammed earth) yang tidak tertutup biocrust, demikian dikutip dari Xinhua, Kamis (11/12/2025).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian yang tertutupi "kulit hidup" tersebut memiliki komunitas bakteri dan jamur dengan kelimpahan, keragaman, dan kompleksitas jaringan 12 hingga 62 persen lebih tinggi dibandingkan bagian dinding yang terbuka.
Selain itu, mosaik biocrust ini juga meningkatkan keberadaan gen fungsional yang tahan terhadap tekanan lingkungan sebesar 4-15 persen.
Tidak hanya itu, biocrust dinilai mampu menekan jalur metabolik yang berkontribusi terhadap kerusakan material warisan budaya. Ini berarti keberadaan lapisan mikroba tersebut ikut memperlambat proses pelapukan pada struktur Tembok China.
Para peneliti menyebut temuan ini sebagai langkah penting untuk memahami mikrobioma yang hidup pada Tembok Besar China. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat memperkuat strategi pelestarian salah satu monumen paling ikonik di dunia, sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
(dem/dem)[Gambas:Video CNBC]