Google Pelan-pelan Tersingkir, Penggantinya Makin Ganas
Jakarta, CNBC Indonesia - Dominasi Google dalam mesin pencari dan browser sudah mulai tersingkir. Perplexity AI kabarnya tengah berdiskusi untuk bisa memasukkan browser Comet dalam smartphone.
CEO Aravind Srinivas mengungkapkan pihaknya tengah berdiskusi dengan sejumlah produsen smartphone untuk melakukan hal tersebut. Dia juga mengaku tak mudah meyakinkan para perusahaan untuk menggantikan browser yang sudah tersedia sebelumnya.
"Tidak mudah meyakinkan OEM seluler menggantikan browser bawaan dari Chrome ke Comet," jelasnya, dikutip dari Reuters, Senin (21/7/2025).
Comet yang masih dalam versi beta baru tersedia di desktop. Browser ini mengintegrasikan Perplexity langsung ke pencarian.
Dalam laporan Bloomberg bulan Juni disebutkan Perplexity tengah berdiskusi dengan Samsung dan Apple terkait hal ini. Kabarnya platform AI bisa meningkatkan asisten seperti Bixby atau Siri.
Terkait Apple, kabarnya produsen iPhone akan mencaplok Perplexity. Petinggi perusahaan dilaporkan telah mengadakan pembicaraan internal soal itu.
Laporan Bloomberg mengatakan pembahasan rencana pembelian Perplexity oleh Apple masih dalam tahap awal, ada kemungkinan tidak akan ada penawaran apapun. Laporan Reuters mengatakan belum ada pembahasan langsung dengan Perplexity.
Kami tidak mengetahui adanya diskusi M&A saat ini atau di masa mendatang yang melibatkan Perplexity," kata Perplexity.
Kabar lainnya, Apple dilaporkan berencana mengintegrasikan kemampuan pencarian Perplexity AI dalam Safari. Jika ini terjadi maka akan mengancam kerja sama Apple dengan Google selama bertahun-tahun.
Mesin Pencari Google Mulai Ditinggal
Hingga kini Chrome milik Google masih jadi yang paling dominan untuk pasar seluler. Laporan Statcounter menyebutkan terdapat 70% perangkat menggunakannya, diikuti Safari dari Apple dan browser Samsung yang mengantongi 24%.
Namun raksasa teknologi berupaya untuk mengalahkan dominasi tersebut. Selain Perplexity, ada OpenAI yang juga dikabarkan tengah mengembangkan browser AI sendiri.
Browser tersebut kabarnya dibuat untuk melakukan tugas seperti memesan perjalanan atau mengelola keuangan.
Sementara laporan The Verge yang berkolaborasi dengan Tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights mengungkapkan perubahan tren pencarian informasi di internet saat perkembangan signifikan di dunia teknologi termasuk AI.
Laporan itu mengatakan teknologi seperti Google dan platform lain mulai kehilangan kepercayaan. Masyarakat menggantinya dengan chatbot AI, komunitas kecil dan platform seperti Tiktok.
Berdasarkan survei, 55% orang memilih mencari informasi baru lewat komunitas lebih dari mesin pencarian seperti Google. Sedangkan 52% telah menggunakan chatbot AI dan platform seperti Tiktok untuk mencari informasi.
Sebanyak 76% responden mengatakan lebih dari seperempat hasil pencarian di Google saat belanja online menghasilkan konten bersponsor atau sengaja dipromosikan berbayar. Namun hanya 14% konten tersebut yang membantu pengalaman pencarian penggunaan.
Bahkan lebih banyak Gen Z (61%) yang tak lagi menggunakan Google dan menggantinya dengan tool AI saat mencari hal spesifik. Hal serupa juga dilakukan 53% milenial.
(fab)