Tetangga RI Diserang, Maskapai Penerbangan Nomor 1 Jadi Korban
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri penerbangan global sedang tidak baik-baik saja. Pekan lalu, Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan grup penjahat siber 'Scattered Spider' menargetkan penyerangan terhadap maskapai penerbangan dunia.
Hawaiian Airlines dan WestJet asal Kanada sudah melaporkan insiden peretasan. Kendati demikian, keduanya tidak spesifik menyebut 'Scattered Spider' sebagai pelakunya.
Terbaru, Qantas yang merupakan maskapai nomor 1 di Australia mengatakan penjahat siber menyerang database perusahaan. Isinya adalah informasi pribadi dari jutaan konsumen.
Insiden ini disebut sebagai peretasan terbesar di negara tetangga RI tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Peretas menargetkan call center dan berhasil mendapatkan akses ke paltform customer service pihak ketiga yang berisi 6 juta nama, alamat email, nomor HP, tanggal lahir, serta nomor frequent flyer.
Qantas tidak membagikan secara spesifik lokasi call centre atau informasi konsumen yang bobol. Qantas mengatakan pihaknya mengetahui ada peretasan setelah mendeteksi aktivitas tak biasa pada platform.
"Kami terus menyelidiki proporsi data yang telah dicuri, meskipun kami perkirakan jumlahnya akan signifikan," kata Qantas, melaporkan tidak ada dampak pada operasi atau keselamatan, dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2025).
Direktur firma keamanan siber Australia, Arctic Wolf, mengatakan peretasan ini mengkhawatirkan. Sebab, skalanya besar dan terkoordinasi.
'Scattered Spider' diketahui kerap menyamar sebagai staf teknologi suatu perusahaan untuk mendapatkan kata sandi karyawan.
"Masuk akal mereka menjalankan taktik serupa [pada peretasan di Qantas]," kata Thomas.
(fab/fab)