DeepSeek Curi Data, Peneliti AS Ungkap Modusnya

Redaksi, CNBC Indonesia
30 January 2025 12:55
Robot Gunakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China mendadak jadi sorotan dunia dan digadang-gadang sebagai ancaman bagi dominasi AI Amerika Serikat (AS).

Pasalnya, DeepSeek menawarkan model AI dengan ongkos lebih murah dan berkonsep terbuka (open source), sehingga pengembangannya lebih fleksibel.


Microsoft dan OpenAI yang sebelumnya memimpin pasar AI langsung bereaksi. Keduanya mengklaim DeepSeek secara ilegal mengambil data dari teknologi ChatGPT milik OpenAI untuk melatih sistemnya.

Para peneliti keamanan Microsoft mengatakan beberapa oknum yang terkait dengan DeepSeek mengeksfiltrasi sejumlah besar data menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI.

API OpenAI merupakan cara utama para pengembang software dan konsumen bisnis membeli layanan-layanan OpenAI. Microsoft yang merupakan investor terbesar OpenAI mengungkapkan aktivitas mencurigakan dari DeepSeek, menurut laporan Bloomberg.

Figur kripto dan AI Gedung Putih, David Sacks, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa ada kemungkinan DeepSeek mencuri properti intelektual dari AS.

"Ada bukti kuat bahwa apa yang dilakukan DeepSeek adalah menyaring pengetahuan dari model OpenAI," kata Sacks, dikutip dari Reuters Kamis (30/1/2025).

Saat dimintai komentar mengenai laporan Bloomberg, juru bicara OpenAI menggemakan pernyataan Sacks yang mencatat bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis di China terus-menerus berusaha meniru model-model perusahaan terkemuka di AS.

Namun, juru bicara OpenAI tidak secara spesifik menyebut nama DeepSeek atau perusahaan lainnya. Microsoft menolak berkomentar, dan DeepSeek tidak segera menanggapi permintaan komentar.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aplikasi DeepSeek Mendadak Diblokir, Pemerintah Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular