Kejayaan Raja Chip Runtuh, Muncul Penguasa Baru di 2025

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
02 January 2025 15:40
FILE PHOTO: The Intel logo is shown at the E3 2017 Electronic Entertainment Expo in Los Angeles, California, U.S., June 13, 2017.  REUTERS/Mike Blake
Foto: REUTERS/Mike Blake

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri chip dunia punya raja baru usai Intel terpuruk sepanjang tahun lalu. Broadcom muncul sebagai penguasa baru Silicon Valley.

CNBC Internasional melaporkan pada Senin (30/12) waktu setempat bahwa harga saham perusahaan melonjak 111%. Kinerja ini menjadi yang terbaik sepanjang masa untuk perusahaan yang diakuisisi oleh Avago pada 2015 lalu, dikutip Kamis (2/1/2024).

Kejayaan Broadcom nampaknya berkat Artificial Intelligence (AI), yang dilewatkan Intel dan akhirnya membuat keadaan perusahaan memburuk.

Broadcom mengembangkan chip khusus bagi perusahaan cloud besar termasuk Google. Selain itu juga membuat peralatan jaringan penting untuk kluster server besar yang menghubungkan ribuan chip AI.

Chip akselerator Broadcom yang disebut sebagai XPU menjadi bagian penting ekosistem AI. Sekarang perusahaan menjadi penantang raksasa lainnya Nvidia yang mendukung sebagian besar model bahasa besar dari Open AI, Google, hingga Amazon.

Sekarang nilai Broadcom mencapai US$1,1 triliun. Namanya telah tercatat menjadi perusahaan Amerika Serikat (AS) kedelapan yang berhasil mengantongi US$1 triliun.

Munculnya nama Broadcom di saat keadaan Intel tak kunjung membaik. Padahal, Intel pernah menjadi produsen chip yang cukup dominan di AS.

Namun, itu sebelum pengembangan AI menjadi sangat masif seperti sekarang. Chip Intel akhirnya tertinggal jauh di belakang Nvidia.

Selain itu, Intel juga kehilangan pangsa pasar dari pesaing lama Advanced Micro Devices. Mimpi buruk kian berlanjut setelah Pat Gelsinger dipecat dewan direksi dari kursi CEO pada 1 Desember 2024 lalu.

"Saya pikir seseorang yang lebih inovatif mungkin melihat gelombang AI datang," kata profesor manajemn Tuck School of Business Dartmotuj, Paul Argenti.

Kapitalisasi pasar Intel juga terus menurun hanya dalam waktu empat tahun. CNBC Internasional mencatat nilainya pernah mendekati US$300 miliar pada 2020, dan sekarang 'hanya' sekitar US$85 miliar.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intel Masuk Jurang, Bos Besar Ungkap Masa Depannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular