NASA Bakar Duit Puluhan Triliun, Terancam Gagal Jajah Bulan

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
30 August 2024 18:10
Saat astronot kembali ke Bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun sebagai bagian dari misi Artemis III NASA, mereka akan mengenakan pakaian antariksa generasi berikutnya dari Axiom Space untuk dapat berjalan di permukaan bulan. (Dok. Axiom Space)
Foto: Saat astronot kembali ke Bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun sebagai bagian dari misi Artemis III NASA, mereka akan mengenakan pakaian antariksa generasi berikutnya dari Axiom Space untuk dapat berjalan di permukaan bulan. (Dok. Axiom Space)

Jakarta, CNBC Indonesia - NASA berencana mengembangkan proyek baru bernama Mobile Launcher 2 (ML-2). Struktur tersebut diproyeksikan akan lebih garang untuk merakit, memroses, dan meluncurkan roket dan pesawat Orion di Sistem Peluncuran Antariksa (SLS).  

Kantor Inspektur Jenderal (OIG) yang bertugas mengawasi dan mengaudit lembaga-lembaga federal di Amerika Serikat (AS) mengatakan biaya dan jadwal pengembangan proyek ini tidak 'sustainable', meski NASA telah berupaya melakukan beberapa perbaikan.

Awalnya, OIG melaporkan kontrak ML-2 diberikan kepada Bechtel National Inc pada Juni 2019 senilai US$383 juta (Rp 5,9 triliun). Pengirimannya diharapkan pada Maret 2023. Sayangnya, rencana tersebut tidak berjalan sesuai jadwal.

Pada Agustus 2022, nilai kontrak telah membengkak menjadi lebih dari US$1 miliar (Rp 15,4 triliun) dengan jadwal pengiriman ditetapkan pada Mei 2026.

Lantas, perubahan jadwal kembali terjadi. Pada Desember 2023, proyek ML-2 diperkirakan menelan biaya US$1,5 miliar (Rp 23 triliun) dengan pengiriman pada November 2026.

Juni lalu, NASA menetapkan Badan Komitmen Dasar (ABC) untuk ML-2 dengan biaya sebesar US$1,8 miliar (Rp 27 triliun) dan tanggal pengiriman September 2027.

Namun, OIG berpendapat biaya masih bisa meningkat dan pengiriman akan makin tertunda karena banyaknya pekerjaan konstruksi yang masih harus diselesaikan.

"Proyeksi kami menunjukkan total biaya dapat mencapai US$2,7 miliar (Rp 41,7 triliun) pada saat Bechtel mengirimkan ML-2 ke NASA," tulis mereka, dikutip dari The Register, Kamis (29/8/2024).

"Bagaimana dengan pengirimannya? Kami memperkirakan ML-2 tidak akan siap untuk mendukung peluncuran hingga musim semi 2029," kata mereka.

Hal ini mengacaukan rencana NASA yang telah dipublikasikan untuk jadwal peluncuran Artemis yang tampak makin ambisius seiring berjalannya waktu.

Artemis IV, sebuah misi ke stasiun luar angkasa Lunar Gateway, akan diluncurkan pada tahun 2028 dan membutuhkan ML-2.

Hal ini mungkin terjadi jika ML-2 selesai dibangun pada November 2026. Keterlambatan jadwal yang cukup besar mengubah peluncuran Artemis IV tahun 2028 dari yang tadinya tidak mungkin menjadi mustahil terjadi.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Ungkap Wujud Matahari Dari Dekat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular