Ada 80 Juta Transaksi Penipuan Lewat Visa di 2023, Nilainya Fantastis

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 July 2024 20:50
Kartu kredit dan logo visa. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Foto: Kartu kredit dan logo visa. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkat Artificial Intelligence (AI), Visa berhasil membongkar 80 jutaan transaksi penipuan secara global. Jumlah penipuan sepanjang 2023 itu mencapai US$40 miliar atau Rp 649,5 triliun.

Semua pencegahan transaksi penipuan berkat investasi teknologi. Termasuk menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).

"Kami memblokir transaksi penipuan US$40 miliar. Artinya 80 juta transaksi telah dicegah," kata Pejabat Risiko Regional Visa Eropa Tengah dan Timur, Timur Tengah dan Afrika, Charles Lobo, dikutip dari Reuters, Rabu (24/7/2024).

Namun Lobo juga tak membantah investasi itu belum cukup membasmi seluruh penipuan yang terjadi terkait Visa. "Meski begitu, masih banyak hal buruk yang terjadi," ujarnya.

Selama lima tahun terakhir, Visa menginvestasikan US$10 miliar dalam bidang teknologi. Khusus AI, investasinya sebesar US$500 juta. Visa juga berinvestasi pada infrastruktur data. Tujuannya untuk melindungi klien dan pelanggan dari para penipu.

Lobo juga menjelaskan penipuan akan makin canggih. Para penjahat terus menggunakan pendekatan baru untuk bisa menipu calon korbannya.

Jumlah kerugian karena kejahatan penipuan dunia maya juga akan kian besar. Lobo mencatat kerugiannya bisa mencapai US$10,5 miliar atau Rp 170,5 triliun pada tahun 2025 mendatang.

Perkiraan itu cukup fantastis. Lobo mencontohkan jika jumlah itu adalah produk domestik bruto (PDB), maka negara itu bisa menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular