
Donald Trump Minta Taiwan Bayar 'Jatah Preman' ke AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan dan Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Taiwan membayar "biaya keamanan" ke Amerika Serikat. Biaya tersebut sebagai kompensasi dari dukungan AS untuk industri chip di Taiwan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Trump dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek. Pernyataan ini membuat saham produsen chip dari Taiwan, TSMC, anjlok pada Rabu (17/7).
"Saya kenal baik orang-orang di sana, sangat menghormati mereka. Mereka memang mengambil sekitar 100% bisnis chip kami. Saya pikir, Taiwan harus membayar kami untuk pertahanan," kata Trump, dilansir dari Reuters (18/7/2024). "Anda tahu, kami tidak ada bedanya dengan perusahaan asuransi. Taiwan tidak memberi kami apa pun," imbuhnya.
TSMC yang berbasis di Taiwan adalah perusahaan fabrikasi chip terbesar di dunia. Nyaris semua chip yang digunakan oleh komputer, smartphone, hingga mobil yang diproduksi di berbagai belahan dunia berasal dari TSMC.
Pemasok terbesar Apple, Foxconn, juga merupakan perusahaan asal Taiwan meskipun sebagian besar pabriknya berlokasi di China.
AS sendiri merupakan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan, walau mereka tidak memiliki pakta pertahanan bersama seperti yang dimiliki Washington dengan pemerintah Korea Selatan dan Jepang.
Komunike Shanghai 1972 menyatakan AS menganut kebijakan "Satu China" yang isinya antara lain adalah "AS mengakui warga China di kedua sisi Selat Taiwan merupakan bagian dari satu China dan Taiwan adalah bagian dari China.
Namun, AS juga menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menjaga hubungan budaya dan ekonomi dengan penduduk Taiwan. Selain itu, AS terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana bagi Taiwan guna mempertahankan diri.
Pemerintah Taiwan telah menjadikan modernisasi pertahanan sebagai prioritas, termasuk mengembangkan kapal selamnya sendiri. Taiwan juga telah berulang kali mengatakan keamanan pulau itu menjadi urusan mereka sendiri.
Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai menanggapi komentar Trump. Ia mengatakan Taiwan dan AS memiliki hubungan baik meskipun mereka masih kurang dalam hubungan formal. Ia menyebut bahwa Taiwan berdedikasi untuk memperkuat pertahanannya sendiri.
"Taiwan terus memperkuat anggaran pertahanannya dan menunjukkan tanggung jawabnya kepada masyarakat internasional," kata dia.
"Kami bersedia mengambil lebih banyak tanggung jawab, kami membela negara kami dan memastikan keamanan kami sendiri," imbuhnya.
Kementerian luar negeri Taiwan menolak mengomentari pernyataan Trump.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat di Mana-Mana, Kini Muncul Gara-Gara Chip
