Musim Resign Bakal Makin Ganas, Lengah Bakal Ditinggal Karyawan

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
25 June 2024 15:40
Potret Pekerja Jakarta Usai Putusan Kenaikan UMP 2024. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Potret Pekerja Jakarta Usai Putusan Kenaikan UMP 2024. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim resign atau berhenti kerja sepertinya makin ramai dalam satu tahun ke depan. Biang keroknya adalah adaptasi teknologi kecerdasan buatan atau AI.

Hal ini diketahui dari survei yang dilakukan PwC terhadap tenaga kerja global. Survei tersebut menemukan bahwa proporsi pekerja yang diperkirakan akan berpindah pekerjaan dalam 12 bulan ke depan lebih tinggi dibandingkan periode "pengunduran diri besar-besaran" (great resignation) pada 2022.

Sekitar 28% dari lebih dari 56.000 pekerja yang disurvei oleh PwC mengatakan mereka sangat atau sangat mungkin untuk pindah dari perusahaan mereka saat ini, dibandingkan dengan 19% pada 2022, dan 26% pada 2023.

Survei Hopes and Fears yang dilakukan PwC pada 2024 juga menunjukkan bahwa para pekerja mulai menerima teknologi baru seperti kecerdasan buatan generatif (GenAI) dan memprioritaskan peningkatan keterampilan di tengah meningkatnya beban kerja dan meningkatnya ketidakpastian di kantor saat ini.

Pete Brown, pemimpin tenaga kerja global di PwC UK, mengatakan bahwa karyawan memberikan "nilai lebih" pada organisasi yang berinvestasi sehingga pegawainya bisa meningkatkan sklill mereka, salah satunya dalam penggunaan AI. Oleh karena itu, bisnis harus memprioritaskan peningkatan keterampilan dan pengalaman karyawan.

Sekitar 45% pekerja yang disurvei mengatakan mereka mengalami peningkatan beban kerja dan percepatan perubahan tempat kerja dalam 12 bulan terakhir. Sedangkan 62% mengatakan mereka melihat lebih banyak perubahan di tempat kerja dalam satu tahun terakhir dibandingkan 12 bulan sebelumnya.

Di antara karyawan yang menggunakan GenAI setiap hari, 82% mengatakan mereka berharap GenAI dapat meningkatkan efisiensi mereka dalam 12 bulan ke depan.

Mengutip Reuters, survei ini mencerminkan keyakinan bahwa peluang GenAI akan mendukung pertumbuhan karier mereka. Karena hampir separuh responden yang disurvei oleh PwC memperkirakan GenAI akan menerima gaji yang lebih tinggi, dan hampir dua pertiganya berharap teknologi baru ini akan meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

Carol Stubbings, pemimpin pasar global dan layanan pajak dan hukum di PwC Inggris, mengatakan pengusaha harus berinvestasi pada staf dan platform teknologi untuk mengurangi tekanan dan mempertahankan talenta.

"Temuan ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak lagi cukup," katanya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Besar BRI Titip Pesan ke Karyawan yang Takut Digantikan AI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular