AI Bikin Orang Jepang Degdegan, Takut Harus PHK Massal

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 July 2024 20:20
Robot Nao dari tim Nomadz, yang diprogram oleh ETHZ dan Insait Bulgaria, bermain sepak bola selama KTT AI for Good Global tentang kecerdasan buatan, yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), di Jenewa, Swiss., Kamis (30/5/2024). (REUTERS/Denis Balibouse)
Foto: Robot Nao dari tim Nomadz, yang diprogram oleh ETHZ dan Insait Bulgaria, bermain sepak bola selama KTT AI for Good Global tentang kecerdasan buatan, yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU), di Jenewa, Swiss., Kamis (30/5/2024). (REUTERS/Denis Balibouse)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah survei, Jepang menunjukkan perbedaan dalam penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI). Ada yang memang sudah menerapkan dalam lingkungan pekerjaan, tetapi ada juga yang tidak tertarik sama sekali menggunakannya.

Survei Nikkei Research menyebutkan 24% responden telah memperkenalkan AI dalam bisnisnya dan 35% berencana menerapkannya. Di sisi lain, 41% perusahaan tidak berencana mengadopsi AI di lingkungan pekerjaan, dikutip dari Reuters, Kamis (18/7/2024).

Reuters mencatat perbedaan ini menggambarkan adanya penerapan inovasi teknologi yang berbeda pada tiap perusahaan di Jepang.

Dalam riset yang sama, subjek penelitian menjawab soal tujuan penerapan AI. Sebagian besar (60%) responden mengatakan tujuannya untuk mengatasi kekurangan pekerja.

Ada juga 53% responden terkait memangkas biaya tenaga kerja. Terakhir 36% responden menjawab untuk percepatan dalam penelitian dan pengembangan.

Keberadaan AI juga dibarengi dengan sejumlah ketakutan adanya PHK besar-besaran. Sebab perusahaan akan memilih menggunakan robot AI dibandingkan manusia.

Jawaban ini juga muncul dari manajer perusahaan transportasi terkait hambatan pengenalan teknologi AI. Menurutnya, karyawan cemas soal kemungkinan pengurangan jumlah tenaga kerja.

Hambatan lain adalah soal kurangnya talenta yang ahli dalam teknologi. Selain itu juga ada masalah modal besar dan kekhawatiran terkait keandalan.

Sebagai informasi, riset dilakukan kepada 506 perusahaan selama 3-12 Juli 2024 lalu. Namun hanya 250 perusahaan yang menjawab secara anonim.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Terungkap! 3 Tantangan RI Ikuti Kecepatan Adopsi AI Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular